Published February 19, 2023 | Version v1
Dataset Open

PETA DEAGREGASI BAHAYA GEMPA INDONESIA UNTUK PERENCANAAN DAN EVALUASI INFRASTRUKTUR TAHAN GEMPA

  • 1. Kementerian PUPR Republik Indonesia

Description

Dalam rangka mendukung dan memperlancar upaya memitigasi risiko kerusakan bangunan dan berbagai infrastruktur bangunan terhadap bahaya gempa dan melengkapi kebutuhan standar yang sudah tersedia, seperti : SNI 1726:2019 tentang “Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan Gedung dan non Gedung” dan SNI 2833: 2016 tentang “Perencanaan jembatan terhadap gempa” dan SNI 8899:2020 tentang “Tata cara pemilihan dan modifikasi gerak tanah permukaan untuk perancangan gedung tahan gempa”, perlu dikembangkan suatu solusi generik yang dapat memenuhi kebutuhan perancangan secara lebih praktis.

Perencanaan struktur bangunan tahan gempa yang menggunakan prosedur analisis berbasis kinerja memerlukan analisis respons riwayat waktu yang didasarkan pada rekaman gerak tanah. Untuk ini diperlukan proses deagregasi nilai rata-rata magnitudo (M) dan jarak (R) kejadian gempa yang mewakili suatu sumber gempa, nilai pasangan M dan R ini selanjutnya digunakan untuk mencari suatu pencatatan rekaman gerak tanah akibat gempa yang mempunyai kemiripan M, R dan tatanan tektoniknya. Proses deagregasi ini diperlukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

 

  1. Analisis besaran bahaya beban gempa masih menggunakan konsep dasar Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) yang merupakan akumulasi kejadian gempa dan gerak tanah permukaan yang mungkin dapat terjadi di masa datang.

  2. Penerapan metode PSHA sangat bermanfaat karena berbagai informasi tentang potensi sumber gempa dan keberulangan kejadian gempa telah diintegrasikan menjadi satu dan setiap informasi memiliki kesempatan relatif untuk berpartisipasi dalam analisis.

  3. PSHA tidak memberikan informasi yang lengkap bila dikaitkan dengan pasangan “nilai magnitudo (M) dan nilai jarak (R)” mana yang dominan dan tunggal dari site ke sumber gempa yang mewakilinya.

  1. Peta deagregasi dapat memberikan gambaran nilai M dan R untuk nilai target spektrum percepatan yang dihasilkan sehingga nilai M dan R yang dominan tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk mencari rekaman gerak tanah yang sesuai untuk kondisi tertentu.

  2. Sumber gempa dan Ground Motion Prediction Equation (GMPE) yang digunakan untuk analisis mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017.

  3. Petadeagregasiinidapatdigunakansebagaiinformasiuntukpemilihandata gerak tanah yang sesuai dengan periode ulang dan periode getar struktur di lokasi yang ditinjau untuk seluruh wilayah Indonesia. Pada akhirnya, diharapkan buku ini dapat dijadikan acuan dalam

  4. menentukan infrastruktur bangunan tahan gempa yang lebih jelas dan akurat karena menggunakan suatu analisis untuk mendapatkan struktur bangunan yang aman, yaitu melalui analisis riwayat waktu respons linier (Linear Response History Analysis, LRHA) dan analisis riwayat waktu non-linier (Non-Linear Response History Analysis, NLRHA).

Semoga dengan diterbitkannya buku ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam mengantisipasi adanya peningkatan bahaya gempa dan perkembangan metode analisis struktur yang andal yang dibutuhkan untuk struktur bangunan yang non-preskriptif.

Files

Buku Peta Deagregasi Bahaya Gempa Indonesia untuk Perencanaan dan Evaluasi Infrastruktur Tahan Gempa.pdf