Published December 30, 2021 | Version v1
Journal article Open

Hoaks dan Kerancuan Berfikir

Creators

Description

Apa yang terjadi dengan Pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir telah membuktikan hal itu. Pandemi telah dikalahkan oleh apa yang dapat disebut sebagai “Infodemik”, kondisi arus informasi yang massif dan tak terbendung.   Sayangnya, sebahagian informasi itu justru berbeda dengan fakta yang terjadi atau bahkan dapat membingungkan, baik di media sosial ataupun di tengah-tengah masyarakat.  Akhirnya, penanganan pandemi Covid-19 dikalahkan oleh informasi yang ‘simpang siur’ itu, yang lebih dikenal dengan ‘Hoaks’.

Pengalaman penanganan Covid-19 telah banyak mengajarkan kita, bahwa penyelesaian masalah tidak hanya dapat berbasis santifik dan prosedural intitusional. Namun harus banyak langsung menyentuh masyarakat, komunikatif dan mudah dimengerti.

Bagi pemangku kebijakan setidaknya perlu memahami mengapa distorsi informasi dan hoaks itu muncul. Memahami hal ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan pendekatan komunikasi dan edukasi di masyarakat.

Hoaks dan distorsi informasi diawali oleh menyimpulkan permasalahan yang tidak tepat secara logika (ignoratio elenchi fallacy), egosentris dalam berpendapat (observer paradox), dan kerancuan berfikir (logical fallacy) yang mulai membelokkan fakta sebenarnya.

Files

Hoak dan Kerancuan Berfikir.pdf

Files (650.0 kB)

Name Size Download all
md5:79520bcf51b17fc8fba9c9e58fb3c6ab
184.6 kB Preview Download
md5:edddb3d65ce97a24925186d62297d1df
465.4 kB Preview Download