Kita sedang mengekor dan bangga dengannya: sebuah renungan akhir 2019
Creators
- 1. Institut Teknologi Bandung
- 2. Universitas Bina Nusantara
Description
Abstrak
Tahun 2019 hampir berakhir dan dunia penilaian riset dan publikasi Indonesia masih belum bergerak dari tata cara zaman purba. Jumlah sitasi masih digunakan sebagai komponen utama dalam proses penilaian. Ketergantungan kepada penerbit juga makin kuat dan menjadi makin tak rasional. Belum lagi penggunaan indeksasi, faktor dampak, dll, yang semuanya tidak berkaitan langsung dengan makalah dan risetnya itu sendiri. Makalah ini adalah sebuah renungan yang menekankan kembali simbolisasi prestise kita sebagai sebuah angka jumlah publikasi dan merek jurnal, melebihi semangat kita untuk mengutamakan proses risetnya sendiri. Alih-alih menjadi pemimpin, kita makin tidak sadar menjadi pengekor.
Abstract
The year 2019 is almost over and the world of research appraisal and publication in Indonesia is still not moving from the procedures of ancient times. The number of citations is still used as a major component in the assessment process. Dependence on publishers is also getting stronger and is becoming increasingly irrational. Not to mention the use of indexation, impact factors, etc., all of which are not directly related to the paper and the research itself. This paper is an afterthought that re-emphasizes the symbolization of our prestige as a number of journalpublications and brands, exceeding our passion to prioritize the research process itself. Instead of being leaders, we are increasingly unaware of being imitators.
Versi pracetak (preprint) untuk Berkala Psikologi Indonesia
Makalah ini belum menjalani peninjauan sejawat, tapi semua pembaca boleh memberikan peninjauan
Notes
Files
Kita sedang mengekor.pdf
Files
(4.0 MB)
Name | Size | Download all |
---|---|---|
md5:30e16e85db4a5fce1c1b445b7e1a04ec
|
15.4 kB | Download |
md5:cc7c3d12d85f499b2f7dc6c8f9d1ab51
|
3.4 MB | Download |
md5:c8db798be0049923d30b39add8ce0c0e
|
587.3 kB | Preview Download |