10.5281/zenodo.3889682
https://zenodo.org/records/3889682
oai:zenodo.org:3889682
Faramayuda, Fahrauk
Fahrauk
Faramayuda
0000-0002-4411-5550
ITB, Unjani
Sukrasno
Sukrasno
ITB
Elfahmi
Elfahmi
ITB
Mariani, Totik Sri
Totik Sri
Mariani
ITB
Strategi Sintesis dan Peningkatan Kadar Zat Aktif pada Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. dengan Rekayasa Genetik
Zenodo
2020
Kumis Kucing
Sinensetin
Eupatorin
Rekayasa Genetik
gen sf3'h1
gen FNSII-2
2020-03-28
ind
10.5281/zenodo.3889681
https://zenodo.org/communities/prosiding-adiwidya-pasca-itb
Creative Commons Attribution 4.0 International
Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. merupakan salah satu tanaman obat yang sudah lama dikenal di Indonesia dan menjadi unggulan nasional yang telah diuji klinis oleh BPOM.. Simplisia kumis kucing telah menjadi komoditas ekspor yang utama ke Belanda, Jerman, Perancis, dan Jepang. Pada tahun 2015 Indonesia mengekspor tanaman obat sekitar 3089 ton pada bulan Januari sampai Maret 2014 dan menurun di bulan Januari sampai Maret 2015 yaitu 2682 ton. Komponen metabolit sekunder utama dari kumis kucing adalah sinensetin dan eupatorin. Sinensetin dan eupatorin termasuk ke dalam golongan senyawa flavonoid dan bila diklasifikasikan lebih khusus lagi merupakan senyawa flavon polimetoksi yang dihasilkan oleh jaringan sekretori dan disimpan di bagian dalam atau luar dari kelenjar minyak pada tumbuhan. Flavon polimetoksi memiliki pengaruh dalam proses biokimia dan fisiologi tanaman, mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, inhibitor enzim, anti alergi, antiinflamasi, antivirus, antiproliferatif, dan antikarsinogenik. Sampai saat ini Jalur biosintesis senyawa eupatorin dan sinensetin belum pernah dilaporkan, sehingga perlu dirancang review tentang langkah strategi untuk sintesis eupatorin dan meningkatkan kadar sinensetin dengan menggunakan rekayasa genetik. Untuk sintesis eupatorin dilakukan dengan menyusun langkah isolasi gen sf3’h1 lalu diuji aktivitas enzim sf3’h1 pada substrat salvigenin dan untuk meningkatkan kadar sinensetin dilakukan dengan cara meningkatkan overekspresi gen FNSII-2 pada tanaman kumis kucing.