2024-03-19T02:37:10Z
https://zenodo.org/oai2d
oai:zenodo.org:3554129
2020-01-20T15:26:14Z
user-0234271876
Yuliany
2019-01-30
<p>This article aims to explore the effects on teacher competency testing to improve the learning quality. Deliberation efforts must be implemented to realize professional teachers: prosperous and competent. It is required absolutely to shape the system and quality eeucation practice. The law of Teachers and Lecturers as the policy to realize professional teachers. The law of teachers and lecturers decided the qualifications and certifications which will determine the quality and competence of teachers. Therefore, the implementation of certification will confront various obstacles. Besides the payment issue, various challenges and demands will emerge . How the government faces these challenges and demands will determine whether certification will succeed in improving the quality of teacher competencies. In other hand, teacher training and empowerment after certification will also determine whether certification activities will improve the quality of education or not. inappropriate coaching and empowerment do not close the possibility which occure certification activities as an activities to improve teacher welfare as an intermediate goal, while the ultimate goal of certification activities to improve the quality of education which is less attention from certification participants.</p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk menelusuri efek uji kompetensi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya yang sungguh-sungguh perlu dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional: sejahtera dan memiliki kompetensi. Hal ini merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai suatu kebijakan untuk mewujudkan guru profesional. UUGD yang menetapkan kualifikasi dan sertifikasi akan menentukan mutu dan kompetensi guru. Namun demikian, pelaksanaan sertifikasi akan menghadapi berbagai kendala. Di samping persoalan biaya, berbagai tantangan dan tuntutan juga akan muncul. Bagaimana cara pemerintah menghadapi tantangan dan tuntutan ini, akan menentukan apakah sertifikasi akan berhasil meningkatkan mutu kompetensi guru. Selain hal tersebut, pembinaan dan pemberdayaan guru pasca sertifikasi juga akan menentukan apakah kegiatan sertifikasi akan meningkatkan mutu pendidikan atau tidak. Pembinaan dan pemberdayaan yang kurang tepat tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kegiatan sertifikasi sekedar kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan guru sebagai tujuan antara, sementara tujuan akhir dari kegiatan sertifikasi untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi kurang mendapat perhatian dari peserta sertifikasi.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554129
oai:zenodo.org:3554129
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550374
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 153-173, (2019-01-30)
teacher competence
learning activities
sertification
THE ROLE OF TEACHER COMPETENCE TESTING TO INCREASE THE LEARNING QUALITY (PERAN UJI KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2550375
2020-01-20T15:11:15Z
user-0234271876
Yuliany
2019-01-26
<p>This article aims to explore the effects on teacher competency testing to improve the learning quality. Deliberation efforts must be implemented to realize professional teachers: prosperous and competent. It is required absolutely to shape the system and quality eeucation practice. The law of Teachers and Lecturers as the policy to realize professional teachers. The law of teachers and lecturers decided the qualifications and certifications which will determine the quality and competence of teachers. Therefore, the implementation of certification will confront various obstacles. Besides the payment issue, various challenges and demands will emerge . How the government faces these challenges and demands will determine whether certification will succeed in improving the quality of teacher competencies. In other hand, teacher training and empowerment after certification will also determine whether certification activities will improve the quality of education or not. inappropriate coaching and empowerment do not close the possibility which occure certification activities as an activities to improve teacher welfare as an intermediate goal, while the ultimate goal of certification activities to improve the quality of education which is less attention from certification participants.</p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk menelusuri efek uji kompetensi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya yang sungguh-sungguh perlu dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional: sejahtera dan memiliki kompetensi. Hal ini merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai suatu kebijakan untuk mewujudkan guru profesional. UUGD yang menetapkan kualifikasi dan sertifikasi akan menentukan mutu dan kompetensi guru. Namun demikian, pelaksanaan sertifikasi akan menghadapi berbagai kendala. Di samping persoalan biaya, berbagai tantangan dan tuntutan juga akan muncul. Bagaimana cara pemerintah menghadapi tantangan dan tuntutan ini, akan menentukan apakah sertifikasi akan berhasil meningkatkan mutu kompetensi guru. Selain hal tersebut, pembinaan dan pemberdayaan guru pasca sertifikasi juga akan menentukan apakah kegiatan sertifikasi akan meningkatkan mutu pendidikan atau tidak. Pembinaan dan pemberdayaan yang kurang tepat tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kegiatan sertifikasi sekedar kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan guru sebagai tujuan antara, sementara tujuan akhir dari kegiatan sertifikasi untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi kurang mendapat perhatian dari peserta sertifikasi.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550375
oai:zenodo.org:2550375
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550374
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 153-173, (2019-01-26)
teacher competence
learning activities
sertification
THE ROLE OF TEACHER COMPETENCE TESTING TO INCREASE THE LEARNING QUALITY (PERAN UJI KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554782
2020-01-20T17:21:03Z
user-0234271876
U. Abdullah Mumin
2018-07-09
<p>Sekolah idealnya harus berperan aktif menterjemahkan sikap toleransi atau tasammuh dalam lingkungan pendidikannya. Sikap toleransi ini ditumbuh kembangkan melalui penyadaran akan pentingnya makna kebersamaan diatas fondasi perbedaan yang tak bisa dihindarkan. Disinilah pentingnya muatan-muatan materi pembelajaran yang berbasis kearifan toleransi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan kajian studi literatur. Dihasilkan dari penelitian ini sikap toleransi di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan humanistik di tengah-tengah beranekaragamnya perbedaan peserta didik. Pembelajaran humanistik merupakan sebuah nilai kodrati yang menjadi landasan sekaligus tujuan pendidikan. Sejatinya, pendidikan toleransi menekankan pentingnya kurikulum, kompetensi guru, pendekatan serta metode belajar yang inklusif yang berorientasi nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal, global di atas semua suku, aliran, ras, golongan, dan agama.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554782
oai:zenodo.org:3554782
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303453
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No. 2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 15-26, (2018-07-09)
Pendidikan
Toleransi
Sekolah
PENDIDIKAN TOLERANSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TELAAH MUATAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554240
2020-01-20T16:52:46Z
user-0234271876
Lufaefi
2019-01-30
<p>The debate around Sunni and Shia, in addition to the issue of post-Rasulullah leadership, is also in the matter of Shari'a law between the two. It is not uncommon for the debate to arise in conflict at the epistemological level, even at the level of axiology. But actually, both of them have similar points that cannot be denied by each other. This article will describe Sunni-Shi'a historical sources in fiqh issues, sources used by both and what are the legal products produced through these sources. By comparing between Jurisprudence of Ja'fari (Syiah) and Hanafi (Sunni), this paper tries to find Sunni-Shia meeting points in the matter of its Shari'a.</p>
<p>Perdebatan seputar Sunni dan Syiah, selain dalam persoalan kepemimpinan pasca Rasulullah, juga dalam persoalan hukum syariat antar keduanya. Tidak jarang perdebatan tersebut memunculkan pertikaian baik dalam tataran epistemologi, bahkan pada tingkat aksiologi. Namun sebenarnya, keduanya memiliki titik-titik persamaan yang tidak bisa dinafikan satu sama lainnya. Tulisan ini akan menjabarkan sumber historis Sunni-Syiah dalam persoalan fikih, sumber-sumber yang digunakan keduanya dan apa saja produk hukum yang dihasilkan melalui sumber-sumbernya itu. Dengan membandingkan antara Fikih Ja’fari (Syiah) dan Fikih Hanafi (Sunni), tulisan ini mencoba menemukan titik temu Sunni-Syiah dalam persoalan syariatnya.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554240
oai:zenodo.org:3554240
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2555608
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 236-247, (2019-01-30)
Ja'fari, Hanafi
Legal Resources.
HARMONISM THE JURISPRUDENCE OF JA'FARI AND HANAFI: HISTORICAL STUDY AND BOTH LEGAL SOURCES (HARMONISME FIKIH JA'FARI DAN HANAFI: KAJIAN HISTORIS DAN SUMBER-SUMBER HUKUM KEDUANYA)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161580
2020-01-20T17:42:25Z
user-0234271876
Ibnu Rusydi
Siti Zolehah
2018-01-28
<p>Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi menunjukkan pada arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Bila pemaknaan ini dijadikan pegangan, maka ”toleransi” dan “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan Pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ajaran Islam mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran. Kerukunan umat beragama adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.</p>
<p> </p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161580
oai:zenodo.org:1161580
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161579
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 170-181, (2018-01-28)
Kerukunan umat beragama
toleransi
MAKNA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS KEISLAMAN DAN KEINDONESIAN
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3383344
2020-01-20T17:01:08Z
user-0234271876
Ibnu Rusydi, MA
H. Zaenudin, Lc., MA.
2019-07-10
<p>The Book of Bidāyatul mujtahid whose full title is Bidâyatul mujtahid wa nihâyatul muqtashid is the work of Ibn Rushd in the field of Jurisprudence which is the most famous and most qualified when compared to his other Jurisprudence books. Basically, the view of fiqh Ibn Rushd was no different from the previous fiqh scholars in terms of the relationship between Shari'a and benefit. What distinguishes between Ibn Rushd and the others is the emphasis. If the Jurists emphasized the benefit and interests, Ibn Rushd emphasized his views on the moral side. He believes that the Shari'a was born to improve human morals. In this case El Abidi stated that Ibn Rusyd was the only Jurist who built the objectives of the Shari'a on a moral foundation (morals).</p>
<p>Kitab Bidâyatul mujtahid yang judul lengkapnya adalah Bidâyatul mujtahid wa nihâyatul muqtashid adalah karya Ibn Rusyd dalam bidang Fikih yang paling terkenal sekaligus paling berkualitas jika dibandingkan dengan buku-buku Fikihnya yang lain. Pada dasarnya, pandangan fikih Ibn Rusyd tidak berbeda dengan para ulama fikih sebelumnya dalam hal hubungan antara syariat dengan kemaslahatan. Yang membedakan antara Ibn Rusyd dan yang lainnya adalah penekanannya saja. Jika para ahli fikih menekankan sisi kemaslahatan dan kepentingan, Ibn Rusyd menekankan pandangannya pada sisi moral. Ia berpendapat bahwa syariat itu lahir untuk memperbaiki akhlak manusia. Dalam hal ini El Abidi menyatakan bahwa Ibn Rusyd adalah satu-satunya ahli fikih yang membangun tujuan syariat di atas fondasi moral (akhlak).</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3383344
oai:zenodo.org:3383344
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.3383343
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 4, No.1, July 2019, E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883, 169-177, (2019-07-10)
Fiqh
Benefit
Ibn Rushd
Bidayatul Mujtahid
THINKING OF PROSPERITY AND MORAL IN FIQIH (Reread of the Book of Bidâyatul Mujtahid wa Nihâyatul Muqtashid by Ibnu Rusyd)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3383358
2020-01-20T16:46:16Z
user-0234271876
Ibnu Rusydi, MA
H. Zaenudin, Lc., MA.
2019-07-10
<p>The Book of Bidāyatul mujtahid whose full title is Bidâyatul mujtahid wa nihâyatul muqtashid is the work of Ibn Rushd in the field of Jurisprudence which is the most famous and most qualified when compared to his other Jurisprudence books. Basically, the view of fiqh Ibn Rushd was no different from the previous fiqh scholars in terms of the relationship between Shari'a and benefit. What distinguishes between Ibn Rushd and the others is the emphasis. If the Jurists emphasized the benefit and interests, Ibn Rushd emphasized his views on the moral side. He believes that the Shari'a was born to improve human morals. In this case El Abidi stated that Ibn Rusyd was the only Jurist who built the objectives of the Shari'a on a moral foundation (morals).</p>
<p>Kitab Bidâyatul mujtahid yang judul lengkapnya adalah Bidâyatul mujtahid wa nihâyatul muqtashid adalah karya Ibn Rusyd dalam bidang Fikih yang paling terkenal sekaligus paling berkualitas jika dibandingkan dengan buku-buku Fikihnya yang lain. Pada dasarnya, pandangan fikih Ibn Rusyd tidak berbeda dengan para ulama fikih sebelumnya dalam hal hubungan antara syariat dengan kemaslahatan. Yang membedakan antara Ibn Rusyd dan yang lainnya adalah penekanannya saja. Jika para ahli fikih menekankan sisi kemaslahatan dan kepentingan, Ibn Rusyd menekankan pandangannya pada sisi moral. Ia berpendapat bahwa syariat itu lahir untuk memperbaiki akhlak manusia. Dalam hal ini El Abidi menyatakan bahwa Ibn Rusyd adalah satu-satunya ahli fikih yang membangun tujuan syariat di atas fondasi moral (akhlak).</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3383358
oai:zenodo.org:3383358
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.3383343
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 4, No.1, July 2019, E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883, 169-177, (2019-07-10)
Fiqh
Benefit
Ibn Rushd
Bidayatul Mujtahid
THINKING OF PROSPERITY AND MORAL IN FIQIH (Reread of the Book of Bidâyatul Mujtahid wa Nihâyatul Muqtashid by Ibnu Rusyd)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2546854
2020-01-20T15:21:18Z
user-0234271876
Nani Widiawati
2019-01-22
<p>Philosophy that works as the basis for the development of science, must be relevant to the area of scientific ontological it builds. This relevance problem is still a problem in Islamic scientific building, among others, in the Islamic Education Philosophy which seem difficult to escape from the dominance of positivism. The aim of this paper to describe the structure of the epistemology of al-Farabi which will be the basis of the reformulation of the Islamic Education Philosophy paradigm. The study used an analitical-interpretative method with the content analysis technique of works related to al-Farabi’s thought. On the ontological aspect, the reformulation of the Islamic Education Philosophy paradigm should be rationally connected between the material available in the curriculum. In the epistemological aspect, education is expected to show the process of forming students who are able to apply knowledge into their attitudes and actions. In practical areas, education operate in the area of “moral” manifested, among others, because of the exemplary factor of teacher whose theoretical knowledge has been subjectivated.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546854
oai:zenodo.org:2546854
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546853
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 48-63, (2019-01-22)
formulation
epistemology
al-Farabi
Islamic Education Philosophy
REFORMULATION OF THE ISLAMIC EDUCATION PHILOSOPHY; A Study of the Epistemological Thought of al-Farabi
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2550907
2020-01-20T13:24:42Z
user-0234271876
Siti Sumariah
2019-01-28
<p>The research aims to explore the implementation of character education at the level of early childhood. The researcher elect TK Harapan Bunda Cimahi as research location, by involving headmaster, teacher, and parents as research subject. The result showed that: (1) character education in TK Harapan Bunda Cimahi based on education program is integrating religion education with method which optimized student potential comprehensively; (2) education program implemented through learning activity which integrated the educaton based on character, extracurricular, and mutual cooperation betweenn parents and teacher; and (3) the evaluation implemented through daily assessment which conducted observation technique, field note, portofolio collection, working metdoh, and completed questionnaire by parent.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri pelaksanaan pendidikan karakter pada jenjang Anak Usia Dini (AUD). Untuk itu peneliti memilih lokasi penelitian yakni TK Harapan Bunda Cimahi, dengan melibatkan unsur kepala sekolah, guru dan orang tua siswa sebagai subjek penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan teknik studi dokumentasi, wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pendidikan karakter di TK Harapan Bunda Cimahi didasarkan pada program pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan agama dengan cara mengoptimalkan seluruh potensi peserta didik secara keseluruhan; (2) Program pendidikan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran terintegrasi pendidikan berbasis karakter, ekstrakurikuler dan kegiatan kerjasama kemitraan antara orang tua dan guru; dan (3) kegiatan evaluasi dilakukan melalui penilaian harian dengan menggunakan teknik observasi, pencatatan, pengumpulan portofolio, unjuk kerja dan dan kuesioner yang diisi oleh orang tua.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550907
oai:zenodo.org:2550907
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550906
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 182-198, (2019-01-28)
character education
early childhood
learning activity
THE IMPLEMENTATION OF CHARAHCTER EDUCATION IN EARLY CHILDHOOD IN TK HARAPAN BUNDA IN CIMAHI (PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI TK HARAPAN BUNDA CIMAHI)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554832
2020-01-20T13:34:47Z
user-0234271876
H. Muchlish Huda
2018-07-09
<p>Manajeman Berbasis Sekolah merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Sejalan dengan jiwa dan semangat desentralisasi serta otonomi dalam bidang pendidikan, kewenangan sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum yang meyakini bahwa sedapat mungkin keputusan seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki akses paling baik terhadap informasi setempat, yang terkena akibat-akibat dari kebijakan yang merupakan tugas dari seorang kepala madrasah.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554832
oai:zenodo.org:3554832
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303808
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 46-54, (2018-07-09)
Tugas
Kepemimpinan
Manajemen Berbasis Sekolah
TUGAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554061
2020-01-20T15:15:08Z
user-0234271876
U. Abdullah Mu'min
2019-01-30
<p>This research aims to explore the importance of information technology in the field of education. As an instrument of the modern digital world, the existence of information technology is possible to answer the level of learning difficulties that are currently considered conventional. This study uses a qualitative approach to the study of literature. As a result of this research, the influences of globalization, future education will be more open and two-way, diverse, multidisciplinary, and related to work productivity. With the development of information technology in the field of education, it is now possible to hold distance learning by using internet media to connect students with their lecturers, view student grades online, check finances, view class schedules, send assignments files given by lecturers etc.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan mengungkap pentingnya tekhnologi informasi dalam bidang pendidikan. Sebagai instrumen dunia digital modern, keberadaan teknologi informasi dimungkinkan dapat menjawab tingkat kesulitan pembelajaran yang saat ini dirasa masih konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan kajian studi literatur. Dihasilkan dari penelitian ini, masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554061
oai:zenodo.org:3554061
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547084
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 104-119, (2019-01-30)
information technologi role
education
globalization
THE ROLE OF INFORMATION TECHNOLOGY IN EDUCATION WORLD (PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN; E-EDUCATION)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554070
2020-01-20T15:13:32Z
user-0234271876
U. Abdullah Mu'min
2019-01-30
<p>This research aims to explore the importance of information technology in the field of education. As an instrument of the modern digital world, the existence of information technology is possible to answer the level of learning difficulties that are currently considered conventional. This study uses a qualitative approach to the study of literature. As a result of this research, the influences of globalization, future education will be more open and two-way, diverse, multidisciplinary, and related to work productivity. With the development of information technology in the field of education, it is now possible to hold distance learning by using internet media to connect students with their lecturers, view student grades online, check finances, view class schedules, send assignments files given by lecturers etc.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan mengungkap pentingnya tekhnologi informasi dalam bidang pendidikan. Sebagai instrumen dunia digital modern, keberadaan teknologi informasi dimungkinkan dapat menjawab tingkat kesulitan pembelajaran yang saat ini dirasa masih konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan kajian studi literatur. Dihasilkan dari penelitian ini, masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554070
oai:zenodo.org:3554070
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547084
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 104-119, (2019-01-30)
information technologi role
education
globalization
THE ROLE OF INFORMATION TECHNOLOGY IN EDUCATION WORLD (PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN; E-EDUCATION)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554088
2020-01-20T15:13:42Z
user-0234271876
Yusuf Firdaus
Mukhtar
2019-01-30
<p>This study discusses the effectiveness of marital guidance in KUA Citeureup in maintanining the integrity household countained from the cause due to the high divorce in Indonesia, especially for muslim in Indonesia, where the government has issued a policy that the bride and groom thas prospective brides who want to marry are required to follow the guidance of marriage in advance. despite the policy being issued, the fact remains that many bride and groom who do not follow the marriage guidance even tends to underestimate the importance of following marital guidance. this research uses mix method approach method and using field research method. the main source of this research is the religious affairs office and the bride and groom who married in the office of religious affairs. so the authors get data on the extent to which effectiveness of marital guidance that has been provided by officials of the citeureup religious affairs office in maintaining the integrity of the household. in the discussion of the effectiviness of marital guidance in maintaining the integrity of this household has two important points that need to be studied, how far the effectiviness of marital guidance that has been given by the officers kua citeureup to the bride and groom in maintaining the integrity of the household and any factors that make many bride and groom are still unable to attend marriage counselling that has been held by the office of religious affairs.</p>
<p>Penelitian ini membahas tentang efektivitas bimbingan perkawinan di KUA dalam menjaga keutuhan rumah tangga yan disebabkan akibat tingginya tingkat perceraian yang terjadi di Indonesia, khususnya bagi umat muslim di Indonesia, dimana pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bahwa para catin yang ingin melangsungkan pernikahan diharuskan untuk mengikuti binwin terlebih dahulu. Meskipun telah dikeluarkan kebijakan tersebut, faktanya masih banyak para catin yang tidak mengikuti binwin bahkan cenderung menyepelekan mengenai urgensinya mengikuti binwin sebelum menikah. Penelitian ini menggunakan metode Mixed method, yakni metode penelitian gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Sumber utama penelitian ini adalah para catin yang menikah di KUA Citeureup, sehingga penulis mendapatkan data sejauhmana efektivitas binwin yang sudah diberikan kepada para catin dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Dalam pembahasan tentang efektivitas bimbingan perkawinan dalam menjaga keutuhan rumah tangga ini memiliki dua poin penting yang perlu dikaji, yakni sejauhmana efektivitas binwin yang telah diberikan kepada para catin dalam menjaga keutuhan rumah tangga dan faktor apa sajakah yang membuat para catin masih banyak yang belum dapat menghadiri bimbingan perkawinan yang telah diadakan oleh KUA Citeureup.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554088
oai:zenodo.org:3554088
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2548733
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 119-133, (2019-01-30)
marriage guidance
maintaining household integration
KUA
THE EFFECTIVITY OF MARRIAGE GUIDANCE IN KUA CITEUREUP TO MAINTAIN HOUSEHOLD INTEGRATION (EFEKTIVITAS BIMBINGAN PERKAWINAN DI KUA CITEUREUP DALAM MENJAGA KEUTUHAN RUMAH TANGGA)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1303859
2020-01-20T17:40:47Z
user-0234271876
Sholehuddin, M.Pd
2018-07-03
<p>Humanisasi pendidikan adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk pengembangan potensi-potensi peserta didik sebagai manusia seutuhnya, yang dilakukan secara manusiawi (memanusiakan rnanusia), sehingga peserta didik dapat berkembang baik menuju kearah kesempurnaan. Pandangan manusia dan proses humanisasi, banyak diuraikan dan diyakini selalu menjadi perhatian para pemikir dalam pelbagai bidang ilmu. Namun, meskipun ada banyak pendapat tentang humanisme, yang paling jelas, baik secara sadar ataupun tidak sadar, eksplisit maupun implisit, terarah pada keinginan yang besar untuk mengkultuskan manusia. Humanisasi pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan generasi yang cerdas nalar, cerdas emosional, dan cerdas spiritual, bukan menciptakan manusia yang kerdil, pasif, dan tidak mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. Pendidikan meniscayakan untuk lebih membentuk manusia lebih manusiawi, dan tentunya dengan mengedepankan aspek-aspek kemanusiaan, karena peserta didik adalah manusia yang harus dimanusiakan.</p>
<p>Humanization of education is the educational process aimed at the development of the potential learners as a whole human, which is done humanely (humanize rnanusia), so that learners can grow well towards the direction of perfection. Human views and the process of humanization, many described and believed to always be the attention of thinkers in various fields of science. Yet, although there are many opinions about humanism, most obviously, consciously or unconsciously, explicitly or implicitly, is directed at a great desire to cult people.Humanization of education is an attempt to prepare a generation of intelligent reasoning, intelligent emotional, and spiritual intelligent, rather than creating people who are stunted, passive, and unable to overcome the problems faced. Education necessitates to make human beings more human, and of course by putting forward the aspects of humanity, because students are human beings who must be humanized .</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303859
oai:zenodo.org:1303859
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303858
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 73-87, (2018-07-03)
Humanisasi Pendidikan
Humanization of education
HUMANISASI PENDIDIKAN; MENEGUHKAN SISI KEMANUSIAAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554253
2020-01-20T16:59:40Z
user-0234271876
Sasa Sunarsa
2019-01-30
<p>The interpretation method of the Qur'an is one way to study and understand the meaning and content of the verses of the Qur'an. Interpretation methods vary in model, form and approach. This erroneous understanding is the result of "poor" ways, methods and approaches in understanding and interpreting the verses of the Qur'an. Therefore, in understanding the Qur'an, methods and approaches are needed to interpret the Qur'an, in order to provide the right answers and in accordance with the many problems that develop in the community. The appropriate and appropriate answer to what is needed and felt by the community at this time is very meaningful and has a positive impact on Islam known as the Rahmatan lil 'alamin Religion.</p>
<p>Metodologi tafsir Al-Qur’an adalah salah satu cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan kandungan dari ayat-ayat Al-Qur’an. Metode tafsir beragam model, bentuk dan pendekatannya. Pemahaman yang keliru ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam memahami dan menafsirkan ayat Al-Qur’an. Oleh karenanya, dalam memahami al-Qur’an diperlukan metode dan pendekatan-pendekatan untuk menafsirkan al-Qur’an, agar al-Qur’an dapat memberikan jawaban yang pas dan sesuai dengan sekian banyak persoalan yang berkembang dimasyarakat. Jawaban yang sesuai dan pas dengan apa yang dibutuhkan dan dirasakan masyarakat pada saat ini sangat berarti dan berdampak positif bagi Islam yang dikenal sebagai Agama yang rahmatan lil ’alamin.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554253
oai:zenodo.org:3554253
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2561511
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 248-260, (2019-01-30)
Tafsir
Interpretation,
understanding the Qur'an
TAFSIR THEORY; STUDY ON AL-QUR`AN METHODS AND RECORDS (TEORI TAFSIR ; KAJIAN TENTANG METODE DAN CORAK TAFSIR AL-QUR`AN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3553999
2020-01-20T15:01:34Z
user-0234271876
Ajat Rukajat
2019-01-30
<p>This study discusses the Teachers Professionalism Development Strategy which is part of the management in the world of education. This study aimed to obtain information about how the coaching strategy professionalism of educators to improve the quality of teachers in some vocational schools in Garut regency. The approach used in this study is descriptive qualitative, with the main descriptive-analytic method that comes with the method of documentation and literature. Data were collected by using observation, interviews, document study, questionnaire,andfieldnotes. The results showed that the educators at SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut, and SMK 6 Garut still rely on the role of school principals to foster professionalismenya, because the principal has a very important role in fostering the teaching staff in carrying out their duties, of course this will increase the quality of education through the various stages fromplanning, implementation and monitoring. With all the obstacles that are found mainly in complementary facilities and infrastructures as well as the allocation of funding is very minimal but the vocational school in Garut regency still able to carry out the training of the teachers who impacted the increasing creativity, competence, attitudes skilled and responsible attitude and to improve the effectiveness and efficiency process of coaching students personnel.</p>
<p>Penelitian ini membahas mengenai Strategi Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pendidik yang merupakan bagian dari suatu manajemen dalam dunia pendidikan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan metode utama deskriptif-analitik yang dilengkapi dengan metode dokumentasi dan studi literatur. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, kuisioner, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga pendidik di SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut dan SMKN 6 Garut masih mengandalkan peran dari kepala sekolah untuk membina profesionalismenya, karena kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam membina para tenaga pendidik dalam menjalankan tugasnya, tentunya hal ini akan meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan segala hambatan-hambatan yang ditemukan terutama dalam melengkapi sarana dan prasana serta alokasi pembiayaan yang sangat minim tetapi SMK di Kabupaten Garut tetap mampu melaksanakan pembinaan para tenaga pendidiknya yang berdampak meningkatnya kreativitas, kompetensi, sikap terampil, dan sikap tanggung jawab serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembinaan tenaga didik.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3553999
oai:zenodo.org:3553999
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547057
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 87-103, (2019-01-30)
strategi pembinaan
profesionalisme,
tenaga pendididk,
TEACHERS PROFESSIONALISM DEVELOPMENT STRATEGY TO INCREASE THE QUALITY OF GRADUATION; Case Study in SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut, and SMKN 6 Garut (STRATEGI PEMBINAAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN; Studi Kasus pada SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut, dan SMKN 6 Garut)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161554
2020-01-20T17:18:04Z
user-0234271876
Asep Lukman Hamid
2018-01-28
<p>Masyarakat Kampung Naga adalah salah satu komunitas adat Indonesia. Secara administratif, Kampung Naga masuk dalam pemerintahan desa/kelurahan Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebagai sebuah komunitas adat yang memegang teguh kepercayaan setempat, masyarakat Kampung Naga masih melaksanakan berbagai tradisi yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Mengikuti alur teori religious behaviorMarie Cornwall memberikan gambaran betapa kuasa komunitas begitu kuat pada masyarakat Kampung Naga. Kuasa individual terbatasi. Berbagai tradisi adat yang telah dilakukan secara turun temurun tetap dipatuhi hingga kini. Perilaku keberagamaan komunal pun diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan tradisi setempat. Pepatah Loba larangan teu loba aturan (banyak larangan tapi tidak banyak aturan) memberikan penegasan tentang kuasa komunal itu. Begitu pula dengan seringnya perkataanpamali, dikeramatkan, maka masyarakat akan menurut begitu saja tanpa bertanya lebih lanjut alasan di balik itu. Pada ranah perilaku religius individual, masyarakat Kampung Naga tetap melaksanakan berbagai ritual keagamaan, meski dengan frekuensi dan tingkat intensitas yang beragam sesuai dengan kapasitas masing-masing. Pada ranah perilaku komunal atau mode kelembagaan, masyarakat Kampung Naga begitu menjunjung tinggi tradisi adat. Sehingga, misalnya,bila ritual resmi dari agama jatuh pada hari-hari yang ditabukan, maka hanya ritual wajib saja yang dilaksanakan. Sedang hal-hal yang berlaku umum secara komunal dilakukan pada hari-hari yang tidak ditabukan.</p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161554
oai:zenodo.org:1161554
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161553
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com,, Vol. 1, No. 1(January 2018), 16-37, (2018-01-28)
Kampung naga
Relegious Behavior
Perilaku Keberagamaan
PERILAKU KEBERAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DALAM PERSPEKTIF TEORI RELIGIOUS BEHAVIOR MARIE CORNWALL
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161566
2020-01-20T17:25:21Z
user-0234271876
Siti Ropiah
2018-01-28
<p>The discourse of polygamy in Islamic thought has become controversial and interesting to be discussed. Until now, polygamy as one form of marriage in Islam is still a debate. This kind of debate does not result anything in common because the argument of each opinion is based on Quranic verse An Nisa '(4): 3, 129, and hadith of the Prophet, as the highest source of law in IslamAF. The polygamy discourse can be divided into two opinions. First, support polygamy (pro polygamy) and secondly, against polygamy (contra polygamy).</p>
<p> </p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161566
oai:zenodo.org:1161566
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161565
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com,, Vol. 1, No. 1(January 2018), 89-104, (2018-01-28)
Polygamy
Justice
Polygamy Controversy
STUDI KRITIS POLIGAMI DALAM ISLAM (ANALISA TERHADAP ALASAN PRO DAN KONTRA POLIGAMI)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161568
2020-01-20T17:37:23Z
user-0234271876
Dede Aji Mardani
2018-01-28
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan financial inclusion di Indonesia. Financial inclusion merupakan proses untuk memberikan akses keuangan formal bagi masyarakat miskin dan perpenghasilan rendah (unbankable people). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mixed research). Analisis data kualitatif menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh Straruss dan Corbin dengan tiga langkah besar, yaitu open coding, axial coding, dan selective coding. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis perbandingan laporan keuangan pada tahun 2010-2014 dan analisis rasio keuangan berupa CAR, ROA, ROE, NPF, dan FDR. Penelitian ini membuktikan bahwa perbankan syariah memiliki potensi besar dalam mengimplementasikan financial inclusion, ditunjukkan dengan pertumbuhan yang signifikan pada funding dan financing tahun 2010-2014 dan hasil analisis rasio keuangan juga menunjukkan kinerja dan kondisi keuangan perbankan syariah baik.</p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161568
oai:zenodo.org:1161568
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161567
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 104-119, (2018-01-28)
perbankan syariah
keuangan inklusif
keuangan eksklusif
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KEUANGAN INKLUSIF DI INDONESIA
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1304276
2020-01-20T17:14:08Z
user-0234271876
ibnu rusydi
Siti Zolehah
2018-07-03
<p>Kitab sejarah al-Tabari tergolong sebagai pengikut aliran Madinah, yang mana aliran ini banyak memperhatikan al maghazi dan sirah nabawiyyah dengan berdasarkan sanad. Imam Al-Tabari berusaha menyusun kitab sejarahnya yang bernama Tarikh al-Rusul wa al-Muluk berdasarkan rentetan peristiwa yang diurutkan berdasar pada tahun kejadiannya, sejak Hijrah sampai ke Tahun 302 H/914 M. Nilai sejarah dalam kitab ini terletak pada periodisasi (urutan) tahun, sehingga memudahkan para pembaca atau peneliti dalam melihat perjalanan yang dilalui umat Islam dalam pembangunan politik dan peradabannya dari masa ke masa, mengetahui secara pasti akan kondisi umat Islam baik saat kuat maupun lemah, mengetahui penerapan hukum dan syariat pada suatu masa.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304276
oai:zenodo.org:1304276
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304275
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 142-159, (2018-07-03)
Al-Tabari
Sejarah Islam
Tarikh Tabari
AL-TABARI DAN PENULISAN SEJARAH ISLAM; Telaah atas kitab Tarikh al-Rusul wa al-Muluk Karya Al-Tabari
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554864
2020-01-20T17:42:12Z
user-0234271876
Asep Lukman Hamid
2018-07-09
<p>Indonesia is one of the most pluralist countries. This plurality can be seen in terms of many religions, beliefs, ethnicities, cultures and languages. This reality on the one hand is very open possibility of potential tension and social conflict. On the other hand, if being able to manage it proportionally and professionally will grow into a force capable of bringing to a more meaningful life. This paper seeks to describe the good relationship between Muslims and followers of Aliran Kepercayaan Perjalanan. In social interaction between the two occurs symbiosis mutualism without any prejudice danger. This reality is interesting to examine in order to discover the factors that become the social glue between Muslims and the followers of Aliran Kepercayaan Perjalanan and to find the political practice of their identity. Based on the field survey found that one of the factors that become social glue is because upholding the values of delay as reflected in the expression of silih asih, silih asah, and silih asuh.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554864
oai:zenodo.org:3554864
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304074
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No.2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 113-130, (2018-07-09)
Politik Identitas
Agama Lokal
Aliran Kepercayaan Perjalanan.
POLITIK IDENTITAS AGAMA LOKAL; Studi tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay Bandung
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2546882
2020-01-20T15:03:04Z
user-0234271876
Ali Miftakhu Rosyad
2019-01-22
<p>This article aims to explore the urgency of learning innovation in Islamic religious education. Learning innovation is a strategy that is structured as well as pposible to answer various kinds of learning problems. The Progressiveness in science and technology is increasingly dynamic and sustainable as a result of modernization and globalization. Learning of Islamic religious education requires innovation to answer various kinds of problems which occur in society. The learning that utilizes information technologies in formal education is named E-learning. One of the advantages is that students can learn about teaching materials any time and anywhere if needed, considered teaching materials are stored on the computer. While one disadvantage is the decreased interaction between teachers and students or even between students themselves. Therefore, the expected out come from learning of islamic religious education should be had the competencies that are required by stakeholder needs, which should fulfill professional needs, social needs, industrial needs, and aspects of scientific vision. Thus, the nation has skilled human resources and be able to compete both locally and internationally.</p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi urgensi inovasi pembelajaran dalam pendidikan agama islam.inovasi pembelajaran merupakan suatu strategi yang disusun sedemikian rupa untuk menjawab berbagai macam permasalahan pembelajaran. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi semakin dinamis dan berkelanjutan sebagai akibat dari modernisasi dan globalisasi. Pembelajaran pendidikan agama islam memerlukan inovasi untuk menjawab berbagai macam persoalan yang terjadi di masyarakat. Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dalam pendidikan formal disebut E-learning. Salah satu kelebihannya adalah peserta didik dapat belajar tentang bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Sedangkan salah satu kekurangannya adalah kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Dengan demikian out come yang diharapkan dari pembelajaran PAI adalah harus mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, yaitu harus memenuhi kebutuhan profesional (profesional needs), kebutuhan masyarakat (social needs), kebutuhan dunia kerja (industrial needs), dan kebutuhan generasi masa depan (aspek scientific vision). Sehingga, bangsa ini memiliki SDM yang terampil dan mampu berdaya saing baik lokal maupun internasional.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546882
oai:zenodo.org:2546882
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546881
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 64-86, (2019-01-22)
THE URGENCY OF LEARNING INNOVATION ON ISLAMIC RELIGIOUS STUDY (URGENSI INOVASI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2546730
2020-01-20T13:27:24Z
user-0234271876
Iis Arifudin
2019-01-22
<p> The research aims to investigate: (1) implementation of democtratization of educational system in islamic boarding school; (2) the factor of prosponent and inhibit in implementing of democtratization of educational system in boarding school; and (3) the prospect of democtratization of educational system in boarding school to shape civil society. The research was qualitatif approach by using case study. Research subject are headmaster of boarding school and student. The data were colected by observation, interview, and documentation. The data were analyzed desciptively. The results showet that: The first; implementation of the democratization of the educational system in Islamic boarding schools in the form of: 1) to establish an open attitude through a process approach in teaching. 2) to establish collective leadership. 3) There is no punishment system for students who violated the regulation, but by inculcating self-awareness. 4) There is freedom for student of boarding school to have communication devices / mobile phones. 5) the headmaster of boarding school gave concessions to student to look for general knowledge outside the boarding school. Second; Supporting Factors: education of Humanist-religious, enthusiasm and religious motivation, sincerity, and autonomy and independence. While the inhibiting factors include: Eliteism in religion. Barakah tradition and total obedience was wrong. Third; The prospect of democratization educational system in boarding school to shape civil society. Civil society was the form of society that was based on religion as a source of morality, inspiration and action in order of social life for social togetherness to live peacefully, democratic and tolerant, so that shape an ethical society, egalitarian and civilization.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi: (1) pelaksanan demokratisasi sistem pendidikan di Pondok Pesantren; (2) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan demokratisasi sistem pendidikan di pondok pesantren; dan (3) prospek demokratisasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mewujudkan masyarakat madani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Subyek penelitianya adalah pengasuh pesantren dan santri. Metode pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data bersifat deskriptif. Hasil penelitianya menunjukan: Pertama; Pelaksanaan demokratisasi sistem pendidikan di pondok pesantren berupa: 1) Pembentukan sikap terbuka melalui pendekatan proses dalam pengajaran. 2) Membentuk kepemimpinan kolektif. 3) Tidak ada sistem ta’zir (hukuman) bagi santri yang melanggar qanun (peraturan), tapi dengan penanaman kesadaran diri. 4) Adanya kebebasan bagi santri untuk memiliki alat komunikasi/handphone. 5) Pengasuh memberikan kelonggaran kepada santri untuk mencari ilmu pengetahuan umum di luar pondok pesantren. Kedua; Faktor Pendukung: Pendidikan humanis-religius, semangat dan motivasi agama, keikhlasan, dan otonomi serta kemandirian. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: Elitisme dalam agama. Tradisi barokah dan kepatuhan total yang salah. Ketiga; Prospek demokratisasi sistem pendidikan pesantren dalam mewujudkan masyarakat madani. Masyarakat madani merupakan bentuk masyarakat yang didasarkan agama sebagai sumber moral, inspirasi dan aksi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat atas kebersamaan sosial untuk hidup secara damai, penuh demokratis dan toleransi, sehingga terwujud masyarakat etis, egaliter dan berbudaya. Karena masyarakat madani tidak akan terwujud tanpa proses transmisi kebudayaan yang di dalamnya sangat berperan fungsi pendidikan.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546730
oai:zenodo.org:2546730
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546729
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 18-34, (2019-01-22)
democtratization
egalitarian
oppenes attitude
civil society
THE DEMOCTRATIZATION OF EDUCATIONAL SYSTEM IN ISLAMIC BOARDING SCHOOL; CASE STUDY IN AL-MUNAWIR ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN KRAPYAK YOGYAKARTA (DEMOKRATISASI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN; Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3553804
2020-01-20T13:26:43Z
user-0234271876
Iis Arifudin
2019-01-30
<p> The research aims to investigate: (1) implementation of democtratization of educational system in islamic boarding school; (2) the factor of prosponent and inhibit in implementing of democtratization of educational system in boarding school; and (3) the prospect of democtratization of educational system in boarding school to shape civil society. The research was qualitatif approach by using case study. Research subject are headmaster of boarding school and student. The data were colected by observation, interview, and documentation. The data were analyzed desciptively. The results showet that: The first; implementation of the democratization of the educational system in Islamic boarding schools in the form of: 1) to establish an open attitude through a process approach in teaching. 2) to establish collective leadership. 3) There is no punishment system for students who violated the regulation, but by inculcating self-awareness. 4) There is freedom for student of boarding school to have communication devices / mobile phones. 5) the headmaster of boarding school gave concessions to student to look for general knowledge outside the boarding school. Second; Supporting Factors: education of Humanist-religious, enthusiasm and religious motivation, sincerity, and autonomy and independence. While the inhibiting factors include: Eliteism in religion. Barakah tradition and total obedience was wrong. Third; The prospect of democratization educational system in boarding school to shape civil society. Civil society was the form of society that was based on religion as a source of morality, inspiration and action in order of social life for social togetherness to live peacefully, democratic and tolerant, so that shape an ethical society, egalitarian and civilization.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi: (1) pelaksanan demokratisasi sistem pendidikan di Pondok Pesantren; (2) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan demokratisasi sistem pendidikan di pondok pesantren; dan (3) prospek demokratisasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mewujudkan masyarakat madani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Subyek penelitianya adalah pengasuh pesantren dan santri. Metode pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data bersifat deskriptif. Hasil penelitianya menunjukan: Pertama; Pelaksanaan demokratisasi sistem pendidikan di pondok pesantren berupa: 1) Pembentukan sikap terbuka melalui pendekatan proses dalam pengajaran. 2) Membentuk kepemimpinan kolektif. 3) Tidak ada sistem ta’zir (hukuman) bagi santri yang melanggar qanun (peraturan), tapi dengan penanaman kesadaran diri. 4) Adanya kebebasan bagi santri untuk memiliki alat komunikasi/handphone. 5) Pengasuh memberikan kelonggaran kepada santri untuk mencari ilmu pengetahuan umum di luar pondok pesantren. Kedua; Faktor Pendukung: Pendidikan humanis-religius, semangat dan motivasi agama, keikhlasan, dan otonomi serta kemandirian. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: Elitisme dalam agama. Tradisi barokah dan kepatuhan total yang salah. Ketiga; Prospek demokratisasi sistem pendidikan pesantren dalam mewujudkan masyarakat madani. Masyarakat madani merupakan bentuk masyarakat yang didasarkan agama sebagai sumber moral, inspirasi dan aksi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat atas kebersamaan sosial untuk hidup secara damai, penuh demokratis dan toleransi, sehingga terwujud masyarakat etis, egaliter dan berbudaya. Karena masyarakat madani tidak akan terwujud tanpa proses transmisi kebudayaan yang di dalamnya sangat berperan fungsi pendidikan.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3553804
oai:zenodo.org:3553804
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546729
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 18-34, (2019-01-30)
democtratization
egalitarian
oppenes attitude
civil society
THE DEMOCTRATIZATION OF EDUCATIONAL SYSTEM IN ISLAMIC BOARDING SCHOOL; CASE STUDY IN AL-MUNAWIR ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN KRAPYAK YOGYAKARTA (DEMOKRATISASI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN; Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3383330
2020-01-20T17:37:47Z
user-0234271876
Ibnu Rusydi, MA
H. Zaenudin, Lc., MA
2019-06-05
<p>Kitab Bidâyatul mujtahid yang judul lengkapnya adalah Bidâyatul mujtahid wa nihâyatul muqtashid adalah karya Ibn Rusyd dalam bidang Fikih yang paling terkenal sekaligus paling berkualitas jika dibandingkan dengan buku-buku Fikihnya yang lain. Pada dasarnya, pandangan fikih Ibn Rusyd tidak berbeda dengan para ulama fikih sebelumnya dalam hal hubungan antara syariat dengan kemaslahatan. Yang membedakan antara Ibn Rusyd dan yang lainnya adalah penekanannya saja. Jika para ahli fikih menekankan sisi kemaslahatan dan kepentingan, Ibn Rusyd menekankan pandangannya pada sisi moral. Ia berpendapat bahwa syariat itu lahir untuk memperbaiki akhlak manusia. Dalam hal ini El Abidi menyatakan bahwa Ibn Rusyd adalah satu-satunya ahli fikih yang membangun tujuan syariat di atas fondasi moral (akhlak).</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3383330
oai:zenodo.org:3383330
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.3383329
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 4, No.1, July 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 169-177, (2019-06-05)
Fiqih
Kemaslahatan
Ibnu Rusyd
Bidayatul Mujtahid
PEMIKIRAN FIKIH KEMASLAHATAN DAN FIKIH AKHLAK (Membaca Kembali Kitab Bidâyatul Mujtahid wa Nihâyatul Muqtashid adalah karya Ibn Rusyd)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2546035
2020-01-20T15:10:01Z
user-0234271876
Herri Azhari
2019-01-22
<p>The development and advancement of information technology has been developed, it is impacted on people's lives not to mention education. It is time the world of education utilizing information technology. Information technology will provide additional values in the learning process. It is associated with a high demand for information, science and technology are not all obtained in the school environment. The development of a variety of learning methods is a sign of the birth of teaching technology known today. Even from its historical background, the learning method is not based on science and research as we know, in teaching methods contained concepts that influence the way of thinking, acting and behaving in the development of teaching came to be known as the educational technology. Like a coin, the development of information and communication technology for sepajang 2006 alone showed him the two sides. There has been progress, but there are also issues that has changed despite years remained unresolved. Call it yet ITE legalization bill, access to communications uneven, decline in the number of internet cafes, until there is no grand strategy right. Need a strong commitment with the planning and coordination. One chore that must be completed antis the Bill on Information and Electronic Transactions. ITE's bill should be discussed and ratified. However, legislation governing the use of information technology (RUU ITE) is so important. Because, until now our country does not have the legal rules governing the use of information technology, especially in electronic transactions, in line digitizing globalizing trend.</p>
<p>Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi telah berkembang pesat, hal ini sangat berdampak pada kehidupan masyarakat dan pendidikan. Sudah saatnya dunia pendidikan memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini terkait dengan tingginya permintaan akan informasi, sains dan teknologi yang tidak semua diperoleh di lingkungan sekolah. Perkembangan berbagai metode pembelajaran merupakan tanda lahirnya teknologi pengajaran yang dikenal saat ini. Bahkan dari latar belakang historisnya, metode pembelajaran tidak didasarkan pada sains dan penelitian seperti yang kita ketahui, dalam metode pengajaran terkandung konsep-konsep yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak dan berperilaku dalam pengembangan pengajaran kemudian dikenal sebagai teknologi pendidikan. Ibarat koin, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk sepanjang 2006 saja menunjukkan kepadanya dua sisi. Ada kemajuan, tetapi ada juga masalah yang telah berubah meskipun tahun masih belum terselesaikan. Sebut saja belum RUU pengesahan ITE, akses komunikasi tidak merata, penurunan jumlah warung internet, hingga tidak ada strategi besar yang tepat. Perlu komitmen yang kuat dengan perencanaan dan koordinasi. Salah satu tugas yang harus diselesaikan adalah RUU Informasi dan Transaksi Elektronik. RUU ITE harus didiskusikan dan disahkan. Namun, undang-undang yang mengatur penggunaan teknologi informasi (RUU ITE) sangat penting. Sebab, hingga saat ini negara kita belum memiliki aturan hukum yang mengatur penggunaan teknologi informasi, terutama dalam transaksi elektronik, sejalan digitalisasi tren globalisasi.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546035
oai:zenodo.org:2546035
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546034
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 1-27, (2019-01-22)
Teknologi informasi,
globalisasi
tantangan pendidikan
THE ANALYZE OF ULTILIZATION POLICY OF INFORMATION TECHNOLOGY IN EDUCATION (ANALISIS KEBIJAKAN PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554155
2020-01-20T13:25:28Z
user-0234271876
Siti Sumariah
2019-01-30
<p>The research aims to explore the implementation of character education at the level of early childhood. The researcher elect TK Harapan Bunda Cimahi as research location, by involving headmaster, teacher, and parents as research subject. The result showed that: (1) character education in TK Harapan Bunda Cimahi based on education program is integrating religion education with method which optimized student potential comprehensively; (2) education program implemented through learning activity which integrated the educaton based on character, extracurricular, and mutual cooperation betweenn parents and teacher; and (3) the evaluation implemented through daily assessment which conducted observation technique, field note, portofolio collection, working metdoh, and completed questionnaire by parent.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri pelaksanaan pendidikan karakter pada jenjang Anak Usia Dini (AUD). Untuk itu peneliti memilih lokasi penelitian yakni TK Harapan Bunda Cimahi, dengan melibatkan unsur kepala sekolah, guru dan orang tua siswa sebagai subjek penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan teknik studi dokumentasi, wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pendidikan karakter di TK Harapan Bunda Cimahi didasarkan pada program pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan agama dengan cara mengoptimalkan seluruh potensi peserta didik secara keseluruhan; (2) Program pendidikan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran terintegrasi pendidikan berbasis karakter, ekstrakurikuler dan kegiatan kerjasama kemitraan antara orang tua dan guru; dan (3) kegiatan evaluasi dilakukan melalui penilaian harian dengan menggunakan teknik observasi, pencatatan, pengumpulan portofolio, unjuk kerja dan dan kuesioner yang diisi oleh orang tua.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554155
oai:zenodo.org:3554155
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550906
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 183-199, (2019-01-30)
character education
early childhood
learning activity
THE IMPLEMENTATION OF CHARAHCTER EDUCATION IN EARLY CHILDHOOD IN TK HARAPAN BUNDA IN CIMAHI (PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI TK HARAPAN BUNDA CIMAHI)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1303809
2020-01-20T13:42:43Z
user-0234271876
H. Muchlish Huda
2018-07-03
<p>Manajeman Berbasis Sekolah merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Sejalan dengan jiwa dan semangat desentralisasi serta otonomi dalam bidang pendidikan, kewenangan sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum yang meyakini bahwa sedapat mungkin keputusan seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki akses paling baik terhadap informasi setempat, yang terkena akibat-akibat dari kebijakan yang merupakan tugas dari seorang kepala madrasah.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303809
oai:zenodo.org:1303809
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303808
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 46-54, (2018-07-03)
Tugas
Kepemimpinan
Manajemen Berbasis Sekolah
TUGAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2548734
2020-01-20T15:15:14Z
user-0234271876
Yusuf Firdaus
Mukhtar
2019-01-24
<p>This study discusses the effectiveness of marital guidance in KUA Citeureup in maintanining the integrity household countained from the cause due to the high divorce in Indonesia, especially for muslim in Indonesia, where the government has issued a policy that the bride and groom thas prospective brides who want to marry are required to follow the guidance of marriage in advance. despite the policy being issued, the fact remains that many bride and groom who do not follow the marriage guidance even tends to underestimate the importance of following marital guidance. this research uses mix method approach method and using field research method. the main source of this research is the religious affairs office and the bride and groom who married in the office of religious affairs. so the authors get data on the extent to which effectiveness of marital guidance that has been provided by officials of the citeureup religious affairs office in maintaining the integrity of the household. in the discussion of the effectiviness of marital guidance in maintaining the integrity of this household has two important points that need to be studied, how far the effectiviness of marital guidance that has been given by the officers kua citeureup to the bride and groom in maintaining the integrity of the household and any factors that make many bride and groom are still unable to attend marriage counselling that has been held by the office of religious affairs.</p>
<p>Penelitian ini membahas tentang efektivitas bimbingan perkawinan di KUA dalam menjaga keutuhan rumah tangga yan disebabkan akibat tingginya tingkat perceraian yang terjadi di Indonesia, khususnya bagi umat muslim di Indonesia, dimana pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bahwa para catin yang ingin melangsungkan pernikahan diharuskan untuk mengikuti binwin terlebih dahulu. Meskipun telah dikeluarkan kebijakan tersebut, faktanya masih banyak para catin yang tidak mengikuti binwin bahkan cenderung menyepelekan mengenai urgensinya mengikuti binwin sebelum menikah. Penelitian ini menggunakan metode Mixed method, yakni metode penelitian gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Sumber utama penelitian ini adalah para catin yang menikah di KUA Citeureup, sehingga penulis mendapatkan data sejauhmana efektivitas binwin yang sudah diberikan kepada para catin dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Dalam pembahasan tentang efektivitas bimbingan perkawinan dalam menjaga keutuhan rumah tangga ini memiliki dua poin penting yang perlu dikaji, yakni sejauhmana efektivitas binwin yang telah diberikan kepada para catin dalam menjaga keutuhan rumah tangga dan faktor apa sajakah yang membuat para catin masih banyak yang belum dapat menghadiri bimbingan perkawinan yang telah diadakan oleh KUA Citeureup.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2548734
oai:zenodo.org:2548734
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2548733
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 119-131, (2019-01-24)
marriage guidance
maintaining household integration
KUA
THE EFFECTIVITY OF MARRIAGE GUIDANCE IN KUA CITEUREUP TO MAINTAIN HOUSEHOLD INTEGRATION (EFEKTIVITAS BIMBINGAN PERKAWINAN DI KUA CITEUREUP DALAM MENJAGA KEUTUHAN RUMAH TANGGA)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1303833
2020-01-20T15:19:54Z
user-0234271876
Ajat Rukajat
2018-07-03
<p>ABSTRAK</p>
<p>Pendekatan pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara. Penelitian ini memfokuskan pada pelaksanaan ketujuh komponen pembelajaran kontekstual (CTL) yaitu: Constructivism, Inquiri, Questioning, Modeling, Reflection, Learning Community, dan Authentic Assessment Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan data kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui: wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Simpulan penelitian ini yaitu: Pelaksanaan pembelajaran kontekstual (CTL) oleh guru/pendidik di kota Bandung khususnya ditiga sekolah SMP Negeri 1 Leuwigoong, SMP PGRI Tarogong, dan MTs Asy-Syifa sudah dilakukan meskipun dalam pelaksanaannya belum optimal. Dari ketujuh komponen pembelajaran kontekstual ditiga sekolah tersebut hanya tiga komponen yang sudah cukup baik pelaksanaannya, yaitu pada pelaksanaan Questioning, Learning Community, dan Reflection.</p>
<p>Learning approach that is often used in science teaching in secondary schools is contextual learning approach teaching and learning (CTL). Contextual teaching and learning is conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real word situations, and motivates student to make connections between knowledge and is applications to their lives as family members, citizens, and engage in the hard work that learning requires. In connection with this study the researchers choose the title of the implementation of contextual teaching and learning to improve the quality of learning. The method used in this research is analytical descriptive method, whereas the research approach used is qualitative data approach. Data collection techniques in the study through: interviews, observation, and study documentation. The conclusions of this study are: Implementation of contextual learning (CTL) by a teacher / educator in the city of West Java, especially in the three state schools Government junior high school thirty, Government junior high school thirty seven and Government junior high school fourty nine have implemented junior high school although its implementation is not optimal. Of the seven components of contextual learning in the three schools are only three components are fairly well consistent is on the implementation of Questioning, Learning Community, and Reflection.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303833
oai:zenodo.org:1303833
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303832
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 55-72, (2018-07-03)
pembelajaran
contectual teaching and learning
mutu hasil pembelajaran
PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU HASIL PEMBELAJARAN
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554837
2020-01-20T15:21:14Z
user-0234271876
Ajat Rukajat
2018-07-09
<p>ABSTRAK</p>
<p>Pendekatan pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara. Penelitian ini memfokuskan pada pelaksanaan ketujuh komponen pembelajaran kontekstual (CTL) yaitu: Constructivism, Inquiri, Questioning, Modeling, Reflection, Learning Community, dan Authentic Assessment Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan data kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui: wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Simpulan penelitian ini yaitu: Pelaksanaan pembelajaran kontekstual (CTL) oleh guru/pendidik di kota Bandung khususnya ditiga sekolah SMP Negeri 1 Leuwigoong, SMP PGRI Tarogong, dan MTs Asy-Syifa sudah dilakukan meskipun dalam pelaksanaannya belum optimal. Dari ketujuh komponen pembelajaran kontekstual ditiga sekolah tersebut hanya tiga komponen yang sudah cukup baik pelaksanaannya, yaitu pada pelaksanaan Questioning, Learning Community, dan Reflection.</p>
<p>Learning approach that is often used in science teaching in secondary schools is contextual learning approach teaching and learning (CTL). Contextual teaching and learning is conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real word situations, and motivates student to make connections between knowledge and is applications to their lives as family members, citizens, and engage in the hard work that learning requires. In connection with this study the researchers choose the title of the implementation of contextual teaching and learning to improve the quality of learning. The method used in this research is analytical descriptive method, whereas the research approach used is qualitative data approach. Data collection techniques in the study through: interviews, observation, and study documentation. The conclusions of this study are: Implementation of contextual learning (CTL) by a teacher / educator in the city of West Java, especially in the three state schools Government junior high school thirty, Government junior high school thirty seven and Government junior high school fourty nine have implemented junior high school although its implementation is not optimal. Of the seven components of contextual learning in the three schools are only three components are fairly well consistent is on the implementation of Questioning, Learning Community, and Reflection.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554837
oai:zenodo.org:3554837
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303832
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No.2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 55-72, (2018-07-09)
pembelajaran
contectual teaching and learning
mutu hasil pembelajaran
PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU HASIL PEMBELAJARAN
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1303454
2020-01-20T17:22:31Z
user-0234271876
U. Abdullah Mumin
2018-07-03
<p>Sekolah idealnya harus berperan aktif menterjemahkan sikap toleransi atau tasammuh dalam lingkungan pendidikannya. Sikap toleransi ini ditumbuh kembangkan melalui penyadaran akan pentingnya makna kebersamaan diatas fondasi perbedaan yang tak bisa dihindarkan. Disinilah pentingnya muatan-muatan materi pembelajaran yang berbasis kearifan toleransi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan kajian studi literatur. Dihasilkan dari penelitian ini sikap toleransi di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan humanistik di tengah-tengah beranekaragamnya perbedaan peserta didik. Pembelajaran humanistik merupakan sebuah nilai kodrati yang menjadi landasan sekaligus tujuan pendidikan. Sejatinya, pendidikan toleransi menekankan pentingnya kurikulum, kompetensi guru, pendekatan serta metode belajar yang inklusif yang berorientasi nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal, global di atas semua suku, aliran, ras, golongan, dan agama.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303454
oai:zenodo.org:1303454
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303453
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No. 1, July 2018, 15-26, (2018-07-03)
Pendidikan
Toleransi
Sekolah
PENDIDIKAN TOLERANSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TELAAH MUATAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3553798
2020-01-20T13:39:27Z
user-0234271876
Anis Anjalis
Sumadi
2019-01-30
<p>Marriage can be a bridge to the happiness of every culprit, if marriage is based on voluntary, compassionate, mutual protection. But it can also be a bridge of destruction if marriage is done with mere compulsion. The coercion of parents or one of the parents of their children to marry someone whom the child does not want is including psychological violence in the household. Violations of the rights of women in choosing their husbands and mates, which we have often heard is a tyranny, deprives them of their rights, seizes their special decisions, and does not include them in determining the most important choices in their lives.</p>
<p> </p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3553798
oai:zenodo.org:3553798
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550941
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 1-17, (2019-01-30)
Marriage
Domestic Violence
FORCED MARRIAGE PRACTICES IN VILLAGE CIBEUREUM CIAMIS DISTRICT (Study Analysis Of Law No. 23 Of 2004 Concerning Elimination Of Household Violence)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161729
2020-01-20T17:42:09Z
user-0234271876
Manpan Drajat
2018-01-28
<p> Madrasah berasal dari kata darasa yang berarti tempat duduk untuk belajar. Dalam konteks Indonesia istilah madrasah ini telah menyatu dengan istilah sekolah formal atau perguruan di bawah binaan Departemen Agama. Madrasah telah marak di Indonesia sebagai lembaga pendidikan sejak awal abad 20, hal itu berbarengan dengan munculnya Ormas Islam, semisal Muhammadiyah, NU, dan lain-lain. Perkembangan madrasah pada masa awal kemerdekaan sangat terkait dengan peran Departemen Agama yang mulai resmi berdiri sejak 3 Januari 1946. Lembaga inilah yang secara intensif memperjuangkan politik pendidikan Islam di Indonesia. Departemen Agama dapat dikatakan sebagai representasi umat Islam dalam memperjuangkan penyelenggaraan pendidikan Islam secara lebih meluas di Indonesia. Dalam kaitannya dengan perkembangan madrasah di Indonesia, Departemen agama menjadi andalan yang secara politis dapat mengangkat posisi madrasah sehingga memperoleh perhatian yang serius di kalangan pemimpin yang mengambil kebijakan.</p>
<p> </p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161729
oai:zenodo.org:1161729
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161728
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 196-206, (2018-01-28)
madrasah
pendidikan Islam
Departemen agama
SEJARAH MADRASAH DI INDONESIA
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161556
2020-01-20T17:34:53Z
user-0234271876
Hani Sholihah
2018-01-28
<p>Agama Islam datang membawa rahmat bagi seluruh alam, termasuk anak-anak. Islam menyatakan bahwa anak-anak merupakan makhluk yang perlu dikasihi dan dilindungi karena ketidakberdayaan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup dan melindungi dirinya sendiri. Perlindungan anak dalam perspektif hukum Islam mengandung arti pemenuhan hak-hak anak dan perlindungannya dari hal-hal yang dapat membahayakan dirinya. Hak-hak anak dinyatakan secara jelas dan rinci dalam hukum Islam, yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits –hadits Rasulullah saw.</p>
<p> </p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161556
oai:zenodo.org:1161556
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161555
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 38-56, (2018-01-28)
Perlindungan anak
hukum Islam
PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161551
2020-01-20T17:18:40Z
user-0234271876
Sumadi
2018-01-28
<p>ABSTRAK</p>
<p>Fikih di lingkungan Masyarakat Islam Indonesia kecederungan kuatnya ditempatkan sebagai sumber utama hukum Islam yang dipahami tanpa interpretasi. Padahal fikih yang berkembang di Indonesia adalah fikih-fikih berlatar sosial budaya dan geografis Arab. Tentu atmosfir fikih lebih merujuk ke tanah Arab yang lebih menempatkan laki-laki secara istimewa dibanding perempuan. Kajian pada tulisan ini akan menganalisis kitab-kitab fikih yang populer di Indonesia dengan menggunakan perspektif feminis dengan analisis gender. Fikih sebagai sumber norma bagi masyarakat muslim mengatur relasi laki-laki dan perempuan. Tetapi karena sejarah panjang fikih bersama dengan lingkungan laki-laki, budaya laki-laki, dan kepentingan laki-laki, fikih yang berkembang dan diyakini kebenarnya mengandung nilai-nilai yang membangun ideologi bias gender.</p>
<p>Fikih (Islamic jurisprudence) within the Indonesian Islamic Society has a strong inclination to be placed as the main source of Islamic law understood without interpretation. Though the fikih that developed in Indonesia is the Islamic jurisprudence Arabic social and cultural-geographical background. Of course the fikih atmosphere refers more to the Arab land that places men more particularly than women. The study of this paper will analyze the popular fikih books in Indonesia using a feminist perspective with gender analysis. Fikih as a source of norm for Muslim society regulates the relations of men and women. But because of the long history of fikih along with the male environment, the male culture, and the interests of men, the fiqh that develops and is believed to contain truths that construct the ideology of gender bias.</p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies
http://al-afkar.com
Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161551
oai:zenodo.org:1161551
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161550
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, 1, 1(January 2018), 1-15, (2018-01-28)
fikih
bias gender
perempuan
IDEOLOGI BIAS GENDER DALAM LEMBARAN FIKIH POPULER DI INDONESIA
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161590
2020-01-20T17:36:52Z
user-0234271876
Oyoh Bariah
Iwan Hermawan
2018-01-28
<p>Undang-undang perkawinan Indonesia baik melalui Undang-Undang no. 1 tahun 1974 Tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam Inpres no. 1 tahun 1999 membedakan antara perceraian atas kehendak suami disebut cerai talak dengan perceraian atas kehendak istri disebut cerai gugat atau khulu’. Adapun mengenai alasan-alasan cerai gugat UUP pasal 39 Jo. Pasal 19 Peraturan pemerintah no. 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UUP dan KHI pasal 116 menyebutkan pada poin g diantaranya adalah Suami melanggar ta’lik talak.Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu putusan Pengadilan Agama Karawang telah memeriksa dan mengadili perkara perceraian nomor 0554/Pdt.G.2015/ PA.Krw tentang cerai gugat karena alasan suami melanggar taklik talak. Bagaimana putusan hakim dan apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam putusannya tersebut. Putusan no 0554/Pdt.G.2015/PA.Krw berdasarkan bentuknya telah memenuhi syarat sebuah putusan meliputi Kepala putusan, Identitas pihak-pihak yang berperkara, Ringkasan gugatan, Petitum, Amar putusan (diktum), dan keterangan lainnya, jenis putusannya merupakan putusan verstek.Dasar pertimbangan hakim dalam putusan no 0554/Pdt.G.2015/PA.Krw dengan menjatuhkan talak satu khul’i bagi penggugat bahwa tergugat telah terbukti secara nyata dan meyakinkan dengan bukti dokumen dan saksi-saksi telah melanggar taklik talak yakni tidak memberi nafkah wajib kepada tergugat 3 (bulan) lamanya; dan membiarkan (tidak memperdulikan) istri selama 6 (enam) bulan atau lebih.</p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161590
oai:zenodo.org:1161590
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161589
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 182-195, (2018-01-28)
Putusan
khulu'
taklik talak
ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KARAWANG TENTANG CERAI GUGAT KARENA PELANGGARAN TAKLIK TALAK (Studi Perkara No. 0554/Pdt.G.2015/PA.Krw)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161564
2020-01-20T17:37:18Z
user-0234271876
Dedi Ratno
2018-01-28
<p>Perkawinan merupakan amanat Undang-Undang dan diperintahkan dalam agama Islam. Undang-undang Indonesia No. 1 tahun 1974 mengamanahkan bagi laki-laki dan wanita yang sudah memasuki usia kawin dan memenuhi persyaratannya untuk segera kawin. Namun kenyataan hari ini masyarakat sudah banyak yang menyimpang dari dari amanah itu sendiri, bahkan banyak yang kawin akibat dari problem lain, maka disegerakanlah anak-anak nya dikawinkan pada masa muda belia. Faktor penyebab terjadinya perkawinan usia dini adalah karena faktor kekhawatiran dan keterpaksaan masing-masing mencapai 63,75%, karena faktor kekeluargaan mencapai 38,75%, dan karena faktor ekonomi dan kebebasan masing-masing mencapai 15% .</p>
<p>Upaya tokoh masyarakat dalam menanggulangi perkawinan usia dini di Kelurahan Cilamajang Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya diketahui adanya pembinaan melalui penyuluhan melalui kegiatan remaja tergolong cukup, meskipun melalui penyebaran media masih kurang dan secara keseluruhan masih dianggap kurang dan perlu peningkatan. Dengan demikian, hendaknya tokoh masyarakat lebih meningkatkan upaya dalam menanggulangi perkwinan usia dini agar sedikit demi sedikit orang tua dan para remaja menyadari program Pemerintah tentang pentingnya pendidikan dan kematangan hidup sebelum melangsungkan perkawinan.</p>
<p> </p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161564
oai:zenodo.org:1161564
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161563
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 79-88, (2018-01-28)
perkawinan
usia dini
UPAYA TOKOH MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI PERKAWINAN PADA USIA DINI (STUDI KASUS KECAMATAN KAWALU TASIKMALAYA)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2561512
2020-01-20T17:00:24Z
user-0234271876
Sasa Sunarsa
2019-02-10
<p>The interpretation method of the Qur'an is one way to study and understand the meaning and content of the verses of the Qur'an. Interpretation methods vary in model, form and approach. This erroneous understanding is the result of "poor" ways, methods and approaches in understanding and interpreting the verses of the Qur'an. Therefore, in understanding the Qur'an, methods and approaches are needed to interpret the Qur'an, in order to provide the right answers and in accordance with the many problems that develop in the community. The appropriate and appropriate answer to what is needed and felt by the community at this time is very meaningful and has a positive impact on Islam known as the Rahmatan lil 'alamin Religion.</p>
<p>Metodologi tafsir Al-Qur’an adalah salah satu cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan kandungan dari ayat-ayat Al-Qur’an. Metode tafsir beragam model, bentuk dan pendekatannya. Pemahaman yang keliru ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam memahami dan menafsirkan ayat Al-Qur’an. Oleh karenanya, dalam memahami al-Qur’an diperlukan metode dan pendekatan-pendekatan untuk menafsirkan al-Qur’an, agar al-Qur’an dapat memberikan jawaban yang pas dan sesuai dengan sekian banyak persoalan yang berkembang dimasyarakat. Jawaban yang sesuai dan pas dengan apa yang dibutuhkan dan dirasakan masyarakat pada saat ini sangat berarti dan berdampak positif bagi Islam yang dikenal sebagai Agama yang rahmatan lil ’alamin.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2561512
oai:zenodo.org:2561512
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2561511
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 247-259, (2019-02-10)
Tafsir
Interpretation,
understanding the Qur'an
TAFSIR THEORY; STUDY ON AL-QUR`AN METHODS AND RECORDS (TEORI TAFSIR ; KAJIAN TENTANG METODE DAN CORAK TAFSIR AL-QUR`AN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2547058
2020-01-20T15:01:43Z
user-0234271876
Ajat Rukajat
2019-01-23
<p>This study discusses the Teachers Professionalism Development Strategy which is part of the management in the world of education. This study aimed to obtain information about how the coaching strategy professionalism of educators to improve the quality of teachers in some vocational schools in Garut regency. The approach used in this study is descriptive qualitative, with the main descriptive-analytic method that comes with the method of documentation and literature. Data were collected by using observation, interviews, document study, questionnaire,andfieldnotes. The results showed that the educators at SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut, and SMK 6 Garut still rely on the role of school principals to foster professionalismenya, because the principal has a very important role in fostering the teaching staff in carrying out their duties, of course this will increase the quality of education through the various stages fromplanning, implementation and monitoring. With all the obstacles that are found mainly in complementary facilities and infrastructures as well as the allocation of funding is very minimal but the vocational school in Garut regency still able to carry out the training of the teachers who impacted the increasing creativity, competence, attitudes skilled and responsible attitude and to improve the effectiveness and efficiency process of coaching students personnel.</p>
<p>Penelitian ini membahas mengenai Strategi Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pendidik yang merupakan bagian dari suatu manajemen dalam dunia pendidikan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan metode utama deskriptif-analitik yang dilengkapi dengan metode dokumentasi dan studi literatur. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, kuisioner, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga pendidik di SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut dan SMKN 6 Garut masih mengandalkan peran dari kepala sekolah untuk membina profesionalismenya, karena kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam membina para tenaga pendidik dalam menjalankan tugasnya, tentunya hal ini akan meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan segala hambatan-hambatan yang ditemukan terutama dalam melengkapi sarana dan prasana serta alokasi pembiayaan yang sangat minim tetapi SMK di Kabupaten Garut tetap mampu melaksanakan pembinaan para tenaga pendidiknya yang berdampak meningkatnya kreativitas, kompetensi, sikap terampil, dan sikap tanggung jawab serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembinaan tenaga didik.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547058
oai:zenodo.org:2547058
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547057
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 87-103, (2019-01-23)
strategi pembinaan
profesionalisme,
tenaga pendididk,
TEACHERS PROFESSIONALISM DEVELOPMENT STRATEGY TO INCREASE THE QUALITY OF GRADUATION; Case Study in SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut, and SMKN 6 Garut (STRATEGI PEMBINAAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN; Studi Kasus pada SMK Al-Mukhtariyah, SMKN 5 Garut, dan SMKN 6 Garut)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554866
2020-01-20T17:18:28Z
user-0234271876
ibnu rusydi
Siti Zolehah
2018-07-09
<p>Kitab sejarah al-Tabari tergolong sebagai pengikut aliran Madinah, yang mana aliran ini banyak memperhatikan al maghazi dan sirah nabawiyyah dengan berdasarkan sanad. Imam Al-Tabari berusaha menyusun kitab sejarahnya yang bernama Tarikh al-Rusul wa al-Muluk berdasarkan rentetan peristiwa yang diurutkan berdasar pada tahun kejadiannya, sejak Hijrah sampai ke Tahun 302 H/914 M. Nilai sejarah dalam kitab ini terletak pada periodisasi (urutan) tahun, sehingga memudahkan para pembaca atau peneliti dalam melihat perjalanan yang dilalui umat Islam dalam pembangunan politik dan peradabannya dari masa ke masa, mengetahui secara pasti akan kondisi umat Islam baik saat kuat maupun lemah, mengetahui penerapan hukum dan syariat pada suatu masa.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554866
oai:zenodo.org:3554866
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304275
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No.2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 142-159, (2018-07-09)
Al-Tabari
Sejarah Islam
Tarikh Tabari
AL-TABARI DAN PENULISAN SEJARAH ISLAM; Telaah atas kitab Tarikh al-Rusul wa al-Muluk Karya Al-Tabari
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1303680
2020-01-20T17:39:47Z
user-0234271876
Nurjanah
2018-07-03
<p>Kekerasan dalam Islam dengan tegas dan jelas adalah suatu hal yang dilarang kecuali dalam hal-hal yang besifat mendidik. Namun, pemberian hukuman dalam Islam tetaplah tidak diizinkan dengan jalan kekerasan. Kekerasan adalah jalan akhir yang ditempuh sesorang dalam mendidik. Hal ini juga harus tetap sesuai dengan ketentuan Islam dan tidak melampaui batas yang dapat membuat trauma dan luka fisik pada anak. Sedangkan dalam upaya menanggulangi kekerasan terhadap anak, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kekerasan pada anak diantaranya dengan memberikan perlindungan terhadap anak dan dengan pemahaman pendidikan Islam. Materi pendidikan adalah salah satu solusi agar tidak terjadinya kekerasan yaitu orangtua mengajarkan anak menghormati, berbuat baik dan merealisasikan kasih sayangnya kepada sang anak, dengan begitu anak memberikan hak orangtua karena anak telah mendapatkan haknya yakni pendidikan dengan penuh kasih sayang, kelembutan, keikhlasan dan keridhaan dari orangtua.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303680
oai:zenodo.org:1303680
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303679
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 27-45, (2018-07-03)
Anak
Kekerasan
Pendidikan Islam
KEKERASAN PADA ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161570
2020-01-20T17:37:44Z
user-0234271876
Gunadi
2018-01-28
<p>Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang dibuat oleh dua orang suami isteri untuk mengatur akibat-akibat perkawinan mengenai harta kekayaan. Pengertian diatas menjelaskan bahwa perjanjian perkawinan mengatur mengenai dua orang yang melakukan perjanjian perkawinan, dimana perjanjian tersebut mengenai pengaturan harta kekayaan serta akibat-akibatnya. Perjanjian perkawinan dapat dibuat oleh mereka yang tunduk pada hukum perdata maupun hukum Islam dengan ketentuan dibuat dengan akta otentitk dan wajib dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil maupun pada Kantor Urusan Agama (KUA) untuk memenuhi ketentuan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan agar perjanjian perkawinan tersebut berlaku dan mengikat bagi pihak ketiga. Mengenai bentuk dan isi perjanjian perkawinan tersebut, sebagiamana halnya dengan perjanjian pada umumnya, kepada kedua belah pihak diberikan kebebasan atau kemerdekaan seluas-luasnya asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang kesusilaan yang baik atau tidak melanggar ketertiban umum</p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161570
oai:zenodo.org:1161570
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161569
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 120-148, (2018-01-28)
Perjanjian Perkawinan
Undang-undang Perkawinan
PERJANJIAN PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2547090
2020-01-20T17:44:51Z
user-0234271876
Ibnudin
2019-01-23
<p>The article aims to explore several concept of contemporary Islamic thinking. It is the time several thinking concepts about Islam which continually developed along with social change. Islamic doctrine obligated to all humanity to learn and to use the mind. Accordingly, it created Islamic thinking concept is dynamic. Islamic religion is faith religion, worship religion, knowledge religion, and civilization religion, therefore Islamic religion received in direction of world. Islam is religion which was revelation of the god, and it is not cultural religion, however Islam is not be opposed the culture.. Islamic religion has function to guard the culture and thinking to bring the luck for humanity. In modern era, various temporary issues about Islam such a liberalism, pluralism, terrorism, and gender equity. Moeslim obligation must be rational thinking and critical thinking to respond it, therefore is not bearing anarchist and apathy society. Dialogist and openness attitude must be necessary to become main solution to solve the problems.</p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk menelusuri konsep-konsep pemikiran islam kontemporer. Dewasa ini konsep-konsep pemikiran tentang islam terus berkembang sesuai dengan gerak perubahan sosial. Ajaran islam mewajibkan seluruh umat manusia untuk terus belajar dan menggunakan akalnya. Hal demikianlah yang membuat konsep pemikiran islam bersifat dinamis. Agama islam adalah agama aqidah, agama ibadah, agama pengetahuian, dan agama peradaban dengan demikian islam bisa diterima diseluruh penjuru dunia. Islam adalah agama yang diwahyukan dan bukan agama budaya, namun islam tidak anti budaya. Agama islam berfungsi untuk menkawal budaya dan pemikiran agar membawa kemaslahatan bagi manusia. Pada zaman modern ini banyak sekali isu-isu temporer dalam dunia islam seperti isu liberalisme, pluralisme, terorisme, dan kesetaraan gender. Kewajiban orang islam adalah harus mampu berpikir rasional dan kritis untuk menyikapi hal demikian agar tidak melahirkan masyarakat yang anarkis dan apatis. Sikap dialogis dan terbuka sangat diperlukan bahkan menjadi solusi utama untuk memecahkan masalah tersebut.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547090
oai:zenodo.org:2547090
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547089
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 35-47, (2019-01-23)
Islamic thinking
liberalism
pluralism.
gender equity
THE THINKING OF CONTEMPORARY ISSUES IN ISLAMIC WORLD (PEMIKIRAN ISU-ISU KONTEMPORER DALAM DUNIA KEISLAMAN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3553808
2020-01-20T17:45:39Z
user-0234271876
Ibnudin
2019-01-30
<p>The article aims to explore several concept of contemporary Islamic thinking. It is the time several thinking concepts about Islam which continually developed along with social change. Islamic doctrine obligated to all humanity to learn and to use the mind. Accordingly, it created Islamic thinking concept is dynamic. Islamic religion is faith religion, worship religion, knowledge religion, and civilization religion, therefore Islamic religion received in direction of world. Islam is religion which was revelation of the god, and it is not cultural religion, however Islam is not be opposed the culture.. Islamic religion has function to guard the culture and thinking to bring the luck for humanity. In modern era, various temporary issues about Islam such a liberalism, pluralism, terrorism, and gender equity. Moeslim obligation must be rational thinking and critical thinking to respond it, therefore is not bearing anarchist and apathy society. Dialogist and openness attitude must be necessary to become main solution to solve the problems.</p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk menelusuri konsep-konsep pemikiran islam kontemporer. Dewasa ini konsep-konsep pemikiran tentang islam terus berkembang sesuai dengan gerak perubahan sosial. Ajaran islam mewajibkan seluruh umat manusia untuk terus belajar dan menggunakan akalnya. Hal demikianlah yang membuat konsep pemikiran islam bersifat dinamis. Agama islam adalah agama aqidah, agama ibadah, agama pengetahuian, dan agama peradaban dengan demikian islam bisa diterima diseluruh penjuru dunia. Islam adalah agama yang diwahyukan dan bukan agama budaya, namun islam tidak anti budaya. Agama islam berfungsi untuk menkawal budaya dan pemikiran agar membawa kemaslahatan bagi manusia. Pada zaman modern ini banyak sekali isu-isu temporer dalam dunia islam seperti isu liberalisme, pluralisme, terorisme, dan kesetaraan gender. Kewajiban orang islam adalah harus mampu berpikir rasional dan kritis untuk menyikapi hal demikian agar tidak melahirkan masyarakat yang anarkis dan apatis. Sikap dialogis dan terbuka sangat diperlukan bahkan menjadi solusi utama untuk memecahkan masalah tersebut.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3553808
oai:zenodo.org:3553808
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547089
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 35-47, (2019-01-30)
Islamic thinking
liberalism
pluralism.
gender equity
THE THINKING OF CONTEMPORARY ISSUES IN ISLAMIC WORLD (PEMIKIRAN ISU-ISU KONTEMPORER DALAM DUNIA KEISLAMAN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554210
2020-01-20T15:02:18Z
user-0234271876
Herri Azhari
2019-01-30
<p>The development and advancement of information technology has been developed, it is impacted on people's lives not to mention education. It is time the world of education utilizing information technology. Information technology will provide additional values in the learning process. It is associated with a high demand for information, science and technology are not all obtained in the school environment. The development of a variety of learning methods is a sign of the birth of teaching technology known today. Even from its historical background, the learning method is not based on science and research as we know, in teaching methods contained concepts that influence the way of thinking, acting and behaving in the development of teaching came to be known as the educational technology. Like a coin, the development of information and communication technology for sepajang 2006 alone showed him the two sides. There has been progress, but there are also issues that has changed despite years remained unresolved. Call it yet ITE legalization bill, access to communications uneven, decline in the number of internet cafes, until there is no grand strategy right. Need a strong commitment with the planning and coordination. One chore that must be completed antis the Bill on Information and Electronic Transactions. ITE's bill should be discussed and ratified. However, legislation governing the use of information technology (RUU ITE) is so important. Because, until now our country does not have the legal rules governing the use of information technology, especially in electronic transactions, in line digitizing globalizing trend.</p>
<p>Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi telah berkembang pesat, hal ini sangat berdampak pada kehidupan masyarakat dan pendidikan. Sudah saatnya dunia pendidikan memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini terkait dengan tingginya permintaan akan informasi, sains dan teknologi yang tidak semua diperoleh di lingkungan sekolah. Perkembangan berbagai metode pembelajaran merupakan tanda lahirnya teknologi pengajaran yang dikenal saat ini. Bahkan dari latar belakang historisnya, metode pembelajaran tidak didasarkan pada sains dan penelitian seperti yang kita ketahui, dalam metode pengajaran terkandung konsep-konsep yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak dan berperilaku dalam pengembangan pengajaran kemudian dikenal sebagai teknologi pendidikan. Ibarat koin, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk sepanjang 2006 saja menunjukkan kepadanya dua sisi. Ada kemajuan, tetapi ada juga masalah yang telah berubah meskipun tahun masih belum terselesaikan. Sebut saja belum RUU pengesahan ITE, akses komunikasi tidak merata, penurunan jumlah warung internet, hingga tidak ada strategi besar yang tepat. Perlu komitmen yang kuat dengan perencanaan dan koordinasi. Salah satu tugas yang harus diselesaikan adalah RUU Informasi dan Transaksi Elektronik. RUU ITE harus didiskusikan dan disahkan. Namun, undang-undang yang mengatur penggunaan teknologi informasi (RUU ITE) sangat penting. Sebab, hingga saat ini negara kita belum memiliki aturan hukum yang mengatur penggunaan teknologi informasi, terutama dalam transaksi elektronik, sejalan digitalisasi tren globalisasi.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554210
oai:zenodo.org:3554210
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546034
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 209-235, (2019-01-30)
Teknologi informasi,
globalisasi
tantangan pendidikan
THE ANALYZE OF ULTILIZATION POLICY OF INFORMATION TECHNOLOGY IN EDUCATION (ANALISIS KEBIJAKAN PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554779
2020-01-20T15:02:06Z
user-0234271876
Sumadi
2018-07-16
<p>Hadis-hadis jika dibaca secara tekstual banyak bertentangan dengan prinsip dan visi Al-Qur’an yang membela kesetaraan perempuan. Oleh karena itu diperlukan bacaan yang kritis. Yaitu membaca hadis dengan perspektif ramah perempuan. Banyak kitab-kitab hadis di pesantren di Indonesia yang secara tekstual mengandung ideologi bias gender. Tulisan ini akan mengkaji berbagai bunyi teks hadis dalam kitab-kitab yang popular di pesantren yang mengandung unsur bias gender. Oleh karena itu memahami hadis dalam konteks kekinian, khususnya hadis-hadis berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan harus mempertimbangan aspek keadilan dan kesetaraan gender. Sebab banyak bunyi teks hadis yang jika dibaca secara tekstual dengan menafikan interpretasi dan konteks jaman akan mengakibatkan pandangan yang bias gender yang merugikan pada perempuan.</p>
<p>Hadiths when read in a textual way contrary to the principles and visions of the Qur'an that defend women's equality. Therefore, critical reading is required. That is reading the hadith with a woman-friendly perspective. Many of the books of hadith in pesantren in Indonesia which textually contain the ideology of gender bias. This paper will examine the various texts of the hadith in popular books in pesantren that contain elements of gender bias. Therefore, to understand the hadith in the contemporary context, especially the hadiths relating to male and female relations must consider the aspects of justice and gender equality. For many texts of Hadith which, when read textually, by denying the interpretation and contexts of the time will result in a gender-biased view which is detrimental to women.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554779
oai:zenodo.org:3554779
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303446
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1.No. 2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 1-14, (2018-07-16)
Hadith
woman
gender
pesantren
IDEOLOGY OF EXCLUSION OF WOMEN IN THE TEXT OF HADITHS IN THE PESANTREN IN INDONESIA
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1303447
2020-01-20T15:02:03Z
user-0234271876
Sumadi
2018-07-03
<p>Hadis-hadis jika dibaca secara tekstual banyak bertentangan dengan prinsip dan visi Al-Qur’an yang membela kesetaraan perempuan. Oleh karena itu diperlukan bacaan yang kritis. Yaitu membaca hadis dengan perspektif ramah perempuan. Banyak kitab-kitab hadis di pesantren di Indonesia yang secara tekstual mengandung ideologi bias gender. Tulisan ini akan mengkaji berbagai bunyi teks hadis dalam kitab-kitab yang popular di pesantren yang mengandung unsur bias gender. Oleh karena itu memahami hadis dalam konteks kekinian, khususnya hadis-hadis berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan harus mempertimbangan aspek keadilan dan kesetaraan gender. Sebab banyak bunyi teks hadis yang jika dibaca secara tekstual dengan menafikan interpretasi dan konteks jaman akan mengakibatkan pandangan yang bias gender yang merugikan pada perempuan.</p>
<p>Hadiths when read in a textual way contrary to the principles and visions of the Qur'an that defend women's equality. Therefore, critical reading is required. That is reading the hadith with a woman-friendly perspective. Many of the books of hadith in pesantren in Indonesia which textually contain the ideology of gender bias. This paper will examine the various texts of the hadith in popular books in pesantren that contain elements of gender bias. Therefore, to understand the hadith in the contemporary context, especially the hadiths relating to male and female relations must consider the aspects of justice and gender equality. For many texts of Hadith which, when read textually, by denying the interpretation and contexts of the time will result in a gender-biased view which is detrimental to women.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303447
oai:zenodo.org:1303447
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303446
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2.No. 1, July 2018, 1-14, (2018-07-03)
Hadith
woman
gender
pesantren
IDEOLOGY OF EXCLUSION OF WOMEN IN THE TEXT OF HADITHS IN THE PESANTREN IN INDONESIA
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1303924
2020-01-20T17:43:10Z
user-0234271876
Hani Sholihah
2018-07-03
<p>Peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur tentang perlindungan anak adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang kemudian mengalami sedikit perubahan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dengan demikian, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak tetap dapat dijadikan rujukan hukum. Di sisi lain, agama Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia, menjadikan hukum Islam sebagai salah satu sumber hukum nasional, di samping hukum Barat dan hukum Adat. Oleh karena itu, pengkajian hukum Islam dalam rangka pembangunan hukum nasional merupakan suatu keniscayaan. Tulisan ini membandingkan hak-hak anak, sebagai dasar dalam pelaksanaan perlindungan anak, menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan menurut Hukum Islam. Untuk itu, tulisan ini menguraikan hak-hak anak menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; hak-hak anak menurut Hukum Islam; dan perbandingan hak-hak anak menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Hukum Islam.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303924
oai:zenodo.org:1303924
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303923
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 88-112, (2018-07-03)
hak-hak Anak
Undang-Undang Perlindungan Anak
Hukum Islam
PERBANDINGAN HAK-HAK ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM ISLAM
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554863
2020-01-20T17:42:52Z
user-0234271876
Hani Sholihah
2018-07-09
<p>Peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur tentang perlindungan anak adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang kemudian mengalami sedikit perubahan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dengan demikian, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak tetap dapat dijadikan rujukan hukum. Di sisi lain, agama Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia, menjadikan hukum Islam sebagai salah satu sumber hukum nasional, di samping hukum Barat dan hukum Adat. Oleh karena itu, pengkajian hukum Islam dalam rangka pembangunan hukum nasional merupakan suatu keniscayaan. Tulisan ini membandingkan hak-hak anak, sebagai dasar dalam pelaksanaan perlindungan anak, menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan menurut Hukum Islam. Untuk itu, tulisan ini menguraikan hak-hak anak menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; hak-hak anak menurut Hukum Islam; dan perbandingan hak-hak anak menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Hukum Islam.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554863
oai:zenodo.org:3554863
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303923
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No.2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 88-112, (2018-07-09)
hak-hak Anak
Undang-Undang Perlindungan Anak
Hukum Islam
PERBANDINGAN HAK-HAK ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM ISLAM
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2546822
2020-01-20T13:00:17Z
user-0234271876
Zulkarnain Ibrahim
2019-01-22
<p>Work in Islamic law based on the Qur'an and Hadith, is an obligation and has the right to get a job. The Qur'an is very opposed to acts of lazy, wasting time, and not doing things that are not productive. Someone must work to work as well as possible to get his salary, while for employers must pay a decent wage, in recognition of the work performance of workers. The national wage system is regulated in Act Number 13 Year 2003 about Manpower, from the aspect of formalities, has guaranteed the rights and obligations of workers and employers. But from the substance aspect, workers are paid cheap wages for various reasons. To achieve a decent wage for productive workers, it must be supported by good, harmonious and moral cooperation between employers and workers. Both parties are one entity in carrying out workers, not as parties with training positions. Standards for both parties, in addition to national law, also adhere to Islamic values based on the Qur'an and Hadith.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546822
oai:zenodo.org:2546822
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546821
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 35-47, (2019-01-22)
Wage Law
the Islamic system
the National System
THE WAGE LAW OF INDONESIA (STUDIES IN ISLAMIC AND INDONESIAN LEGAL SYSTEM)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1304171
2020-01-20T13:40:07Z
user-0234271876
Nanang Naisabur
Abdul Halim M. Sholeh
2018-07-03
<p>Pesatnya pertumbuhan aset ekonomi syari’ah di Indonesia menimbulkan konsekuensi logis bagi meningkatnya sengketa ekonomi syari’ah. Penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah melalui jalur pengadilan merupakan wewenang absolut pengadilan agama. Hal ini dikukuhkan dengan UU No. 3/2006 dan Putusan MK No. 93/PUU-X/2012. Namun disisi lain masih terdapat gesekan kewenangan antara Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri dalam menangani sengketa ekonomi syari’ah yang ditimbulkan dari adanya ketidakharmonisan antara Pasal 49 huruf (i) UU Nomor 3 Tahun 2006 dengan Pasal 61 dan Pasal 72 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 1999, Pasal 56 ayat (2) dan Pasal 57 UU Nomor 8 Tahun 1999, serta Pasal 1 angka 7 UU Nomor 37 Tahun 2004, yang sampai saat ini masih belum terselesaikan sehingga masih menimbulkan ketidakpastian hukum.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304171
oai:zenodo.org:1304171
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304170
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 131-141, (2018-07-03)
sengketa ekonomi syari'ah
ketidakharmonisan
pengadilan agama
pengadilan negeri
DISHARMONISASI UNDANG-UNDANG YANG BERKAITAN DENGAN PENANGANAN SENGKETA EKONOMI SYARI'AH DI PENGADILAN
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554865
2020-01-20T13:39:12Z
user-0234271876
Nanang Naisabur
Abdul Halim M. Sholeh
2018-07-09
<p>Pesatnya pertumbuhan aset ekonomi syari’ah di Indonesia menimbulkan konsekuensi logis bagi meningkatnya sengketa ekonomi syari’ah. Penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah melalui jalur pengadilan merupakan wewenang absolut pengadilan agama. Hal ini dikukuhkan dengan UU No. 3/2006 dan Putusan MK No. 93/PUU-X/2012. Namun disisi lain masih terdapat gesekan kewenangan antara Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri dalam menangani sengketa ekonomi syari’ah yang ditimbulkan dari adanya ketidakharmonisan antara Pasal 49 huruf (i) UU Nomor 3 Tahun 2006 dengan Pasal 61 dan Pasal 72 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 1999, Pasal 56 ayat (2) dan Pasal 57 UU Nomor 8 Tahun 1999, serta Pasal 1 angka 7 UU Nomor 37 Tahun 2004, yang sampai saat ini masih belum terselesaikan sehingga masih menimbulkan ketidakpastian hukum.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554865
oai:zenodo.org:3554865
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304170
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No.2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 131-141, (2018-07-09)
sengketa ekonomi syari'ah
ketidakharmonisan
pengadilan agama
pengadilan negeri
DISHARMONISASI UNDANG-UNDANG YANG BERKAITAN DENGAN PENANGANAN SENGKETA EKONOMI SYARI'AH DI PENGADILAN
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554020
2020-01-20T15:11:06Z
user-0234271876
U. Abdullah Mu'min
2019-01-30
<p>This research aims to explore the importance of information technology in the field of education. As an instrument of the modern digital world, the existence of information technology is possible to answer the level of learning difficulties that are currently considered conventional. This study uses a qualitative approach to the study of literature. As a result of this research, the influences of globalization, future education will be more open and two-way, diverse, multidisciplinary, and related to work productivity. With the development of information technology in the field of education, it is now possible to hold distance learning by using internet media to connect students with their lecturers, view student grades online, check finances, view class schedules, send assignments files given by lecturers etc.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan mengungkap pentingnya tekhnologi informasi dalam bidang pendidikan. Sebagai instrumen dunia digital modern, keberadaan teknologi informasi dimungkinkan dapat menjawab tingkat kesulitan pembelajaran yang saat ini dirasa masih konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan kajian studi literatur. Dihasilkan dari penelitian ini, masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554020
oai:zenodo.org:3554020
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547084
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 104-119, (2019-01-30)
information technologi role
education
globalization
THE ROLE OF INFORMATION TECHNOLOGY IN EDUCATION WORLD (PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN; E-EDUCATION)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2547085
2020-01-20T15:15:09Z
user-0234271876
U. Abdullah Mu'min
2019-01-23
<p>This research aims to explore the importance of information technology in the field of education. As an instrument of the modern digital world, the existence of information technology is possible to answer the level of learning difficulties that are currently considered conventional. This study uses a qualitative approach to the study of literature. As a result of this research, the influences of globalization, future education will be more open and two-way, diverse, multidisciplinary, and related to work productivity. With the development of information technology in the field of education, it is now possible to hold distance learning by using internet media to connect students with their lecturers, view student grades online, check finances, view class schedules, send assignments files given by lecturers etc.</p>
<p>Penelitian ini bertujuan mengungkap pentingnya tekhnologi informasi dalam bidang pendidikan. Sebagai instrumen dunia digital modern, keberadaan teknologi informasi dimungkinkan dapat menjawab tingkat kesulitan pembelajaran yang saat ini dirasa masih konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan kajian studi literatur. Dihasilkan dari penelitian ini, masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547085
oai:zenodo.org:2547085
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2547084
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 104-119, (2019-01-23)
information technologi role
education
globalization
THE ROLE OF INFORMATION TECHNOLOGY IN EDUCATION WORLD (PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN; E-EDUCATION)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554118
2020-01-20T13:41:50Z
user-0234271876
Nurjanah
2019-01-30
<p>This article aims to explore: 1) the concept of intelligence according to the perspective of Islamic education, 2) the intelligence development of students in the basic education period, and 3) the methods for developing intelligence of students in the period of basic education in Muslim families The basic concept of intelligence in a long-developed Islamic education perspective is: a) intellectual intelligence (thinking intelligence), b) emotional intelligence (moral), c) spiritual intelligence (spiritual intelligence). Efforts to develop students' intelligence in the basic education period can be done by applying methods: a) educating through the dialogue of the Qur'an and Nabawi, b) educating through the stories of the Qur'an and Nabawi, c) educating through parables, d) educating through exemplary, e) educating through 'Ibrah and willing, and f) educating through targibs and tarhib. Efforts to develop the intelligence of students in the period of basic education in the Muslim family environment must be based on Al_qur'an and As-Sunnah with the following description: 1) listening to the recitation of the Qur'an, 2) giving advice with good stories from Al -Qur'an and As-Sunnah, 3) Educating with parables derived from the Qur'an, 4) Educating by giving good moral example so that students can develop emotional intelligence, 5) Educating through 'ibrah and want' izah. Education can prepare learning designs that can stimulate students' thinking and thinking. Give pleasant hopes (Targhib) and punishment (Tarhib)</p>
<p>Tujuan penulisan artikel ini untuk: 1) mengetahui konsep kecerdasan menurut perspektif pendidikan Islam, 2) mengetahui perkembangan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar, dan 3) umengetahui metode pengembangan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar di lingkungan keluarga muslim. Konsep dasar kecerdasan dalam perspektif pendidikan Islam yang sudah berkembang lama adalah: a) kecerdasan intelektual (kecerdasan berpikir), b) kecerdasan emosional (akhlak), c) kecerdasan spiritual (kecerdasan ruhaniah). Upaya mengembangkan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar dapat dilakukan dengan menerapkan metode: a) mendidik melalui dialog Al-Qur’an dan Nabawi, b) mendidik melalui kisah Al-Qur’an dan Nabawi, c) mendidik melalui perumpamaan, d) mendidik melalui keteladanan, e) mendidik melalui ‘Ibrah dan mau’izah, dan f) mendidik malalui targib dan tarhib. Upaya mengembangkan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar di lingkungan keluarga muslim harus didasarkan pada Al Qur’an dan As-sunnah dengan uraian sebagai berikut: 1) mendengarkan tilawah Al-Qur’an, 2) memberikan nasehat dengan kisah-kisah yang baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, 3) mendidik dengan perumpamaan yang bersumber dari Al-Qur’an, 4) mendidik dengan memberikan keteladanan dalam akhlak yang baik sehingga dapat mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik, 5) mendidik melalui ‘ibrah dan mau’izah. Pendidikan dapat menyiapkan rancangan pembelajaran yang dapat merangsang perenungan dan berpikirnya peserta didik. Memberikan harapan yang menyenangkan (Targhib) dan hukuman (Tarhib).</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554118
oai:zenodo.org:3554118
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2548819
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 134-154, (2019-01-30)
intelligence
basic education
family environment
THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT INTELLIGENCE IN PERIOD OF BASIC EDUCATION IN MOESLIM FAMILY ENVIRONMENT (MENGAMBANGKAN KECERDASAN PESERTA DIDIK PADA PERIODE PENDIDIKAN DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA MUSLIM)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2548820
2020-01-20T13:41:22Z
user-0234271876
Nurjanah
2019-01-24
<p>This article aims to explore: 1) the concept of intelligence according to the perspective of Islamic education, 2) the intelligence development of students in the basic education period, and 3) the methods for developing intelligence of students in the period of basic education in Muslim families The basic concept of intelligence in a long-developed Islamic education perspective is: a) intellectual intelligence (thinking intelligence), b) emotional intelligence (moral), c) spiritual intelligence (spiritual intelligence). Efforts to develop students' intelligence in the basic education period can be done by applying methods: a) educating through the dialogue of the Qur'an and Nabawi, b) educating through the stories of the Qur'an and Nabawi, c) educating through parables, d) educating through exemplary, e) educating through 'Ibrah and willing, and f) educating through targibs and tarhib. Efforts to develop the intelligence of students in the period of basic education in the Muslim family environment must be based on Al_qur'an and As-Sunnah with the following description: 1) listening to the recitation of the Qur'an, 2) giving advice with good stories from Al -Qur'an and As-Sunnah, 3) Educating with parables derived from the Qur'an, 4) Educating by giving good moral example so that students can develop emotional intelligence, 5) Educating through 'ibrah and want' izah. Education can prepare learning designs that can stimulate students' thinking and thinking. Give pleasant hopes (Targhib) and punishment (Tarhib)</p>
<p>Tujuan penulisan artikel ini untuk: 1) mengetahui konsep kecerdasan menurut perspektif pendidikan Islam, 2) mengetahui perkembangan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar, dan 3) umengetahui metode pengembangan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar di lingkungan keluarga muslim. Konsep dasar kecerdasan dalam perspektif pendidikan Islam yang sudah berkembang lama adalah: a) kecerdasan intelektual (kecerdasan berpikir), b) kecerdasan emosional (akhlak), c) kecerdasan spiritual (kecerdasan ruhaniah). Upaya mengembangkan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar dapat dilakukan dengan menerapkan metode: a) mendidik melalui dialog Al-Qur’an dan Nabawi, b) mendidik melalui kisah Al-Qur’an dan Nabawi, c) mendidik melalui perumpamaan, d) mendidik melalui keteladanan, e) mendidik melalui ‘Ibrah dan mau’izah, dan f) mendidik malalui targib dan tarhib. Upaya mengembangkan kecerdasan peserta didik pada periode pendidikan dasar di lingkungan keluarga muslim harus didasarkan pada Al Qur’an dan As-sunnah dengan uraian sebagai berikut: 1) mendengarkan tilawah Al-Qur’an, 2) memberikan nasehat dengan kisah-kisah yang baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, 3) mendidik dengan perumpamaan yang bersumber dari Al-Qur’an, 4) mendidik dengan memberikan keteladanan dalam akhlak yang baik sehingga dapat mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik, 5) mendidik melalui ‘ibrah dan mau’izah. Pendidikan dapat menyiapkan rancangan pembelajaran yang dapat merangsang perenungan dan berpikirnya peserta didik. Memberikan harapan yang menyenangkan (Targhib) dan hukuman (Tarhib).</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2548820
oai:zenodo.org:2548820
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2548819
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 132-152, (2019-01-24)
intelligence
basic education
family environment
THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT INTELLIGENCE IN PERIOD OF BASIC EDUCATION IN MOESLIM FAMILY ENVIRONMENT (MENGAMBANGKAN KECERDASAN PESERTA DIDIK PADA PERIODE PENDIDIKAN DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA MUSLIM)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554193
2020-01-20T15:01:55Z
user-0234271876
Bilal Ahmad Wani
Dr. Rafiq Anjum
2019-01-30
<p>Birth control also known as contraception and fertility control are the methods or devices used to prevent pregnancy. Planning, provision and use of birth control is called family planning. The History of birth control is as old as Islam itself. The Arabs used to practice it during the days of Jahaliyah. After the advent of Islam, the muslims continued the process and is said to have got permission with moderation from the prophet SAW. The moderation he did was to approve the practice of Azl as a measure to birth control. Birth control or family planning is not a new issue rather it has remained a burning issue from the advent of Islam as it is today. It is a concept for all people and all nations of the world irrespective of people’s religious alienations.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554193
oai:zenodo.org:3554193
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550933
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 200-208, (2019-01-30)
Birth control
Islamic Perspective
ISLAMIC PERSPECTIVE ON BIRTH CONTROL: ISSUES AND PROSPECTUS
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2550934
2020-01-20T15:01:52Z
user-0234271876
Bilal Ahmad Wani
Dr. Rafiq Anjum
2019-01-28
<p>Birth control also known as contraception and fertility control are the methods or devices used to prevent pregnancy. Planning, provision and use of birth control is called family planning. The History of birth control is as old as Islam itself. The Arabs used to practice it during the days of Jahaliyah. After the advent of Islam, the muslims continued the process and is said to have got permission with moderation from the prophet SAW. The moderation he did was to approve the practice of Azl as a measure to birth control. Birth control or family planning is not a new issue rather it has remained a burning issue from the advent of Islam as it is today. It is a concept for all people and all nations of the world irrespective of people’s religious alienations.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550934
oai:zenodo.org:2550934
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550933
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 199-207, (2019-01-28)
Birth control
Islamic Perspective
ISLAMIC PERSPECTIVE ON BIRTH CONTROL: ISSUES AND PROSPECTUS
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3553815
2020-01-20T15:19:46Z
user-0234271876
Nani Widiawati
2019-01-30
<p>Philosophy that works as the basis for the development of science, must be relevant to the area of scientific ontological it builds. This relevance problem is still a problem in Islamic scientific building, among others, in the Islamic Education Philosophy which seem difficult to escape from the dominance of positivism. The aim of this paper to describe the structure of the epistemology of al-Farabi which will be the basis of the reformulation of the Islamic Education Philosophy paradigm. The study used an analitical-interpretative method with the content analysis technique of works related to al-Farabi’s thought. On the ontological aspect, the reformulation of the Islamic Education Philosophy paradigm should be rationally connected between the material available in the curriculum. In the epistemological aspect, education is expected to show the process of forming students who are able to apply knowledge into their attitudes and actions. In practical areas, education operate in the area of “moral” manifested, among others, because of the exemplary factor of teacher whose theoretical knowledge has been subjectivated.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3553815
oai:zenodo.org:3553815
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546853
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 48-63, (2019-01-30)
formulation
epistemology
al-Farabi
Islamic Education Philosophy
REFORMULATION OF THE ISLAMIC EDUCATION PHILOSOPHY; A Study of the Epistemological Thought of al-Farabi
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3553865
2020-01-20T15:03:09Z
user-0234271876
Ali Miftakhu Rosyad
2019-01-30
<p>This article aims to explore the urgency of learning innovation in Islamic religious education. Learning innovation is a strategy that is structured as well as pposible to answer various kinds of learning problems. The Progressiveness in science and technology is increasingly dynamic and sustainable as a result of modernization and globalization. Learning of Islamic religious education requires innovation to answer various kinds of problems which occur in society. The learning that utilizes information technologies in formal education is named E-learning. One of the advantages is that students can learn about teaching materials any time and anywhere if needed, considered teaching materials are stored on the computer. While one disadvantage is the decreased interaction between teachers and students or even between students themselves. Therefore, the expected out come from learning of islamic religious education should be had the competencies that are required by stakeholder needs, which should fulfill professional needs, social needs, industrial needs, and aspects of scientific vision. Thus, the nation has skilled human resources and be able to compete both locally and internationally.</p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi urgensi inovasi pembelajaran dalam pendidikan agama islam.inovasi pembelajaran merupakan suatu strategi yang disusun sedemikian rupa untuk menjawab berbagai macam permasalahan pembelajaran. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi semakin dinamis dan berkelanjutan sebagai akibat dari modernisasi dan globalisasi. Pembelajaran pendidikan agama islam memerlukan inovasi untuk menjawab berbagai macam persoalan yang terjadi di masyarakat. Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dalam pendidikan formal disebut E-learning. Salah satu kelebihannya adalah peserta didik dapat belajar tentang bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Sedangkan salah satu kekurangannya adalah kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Dengan demikian out come yang diharapkan dari pembelajaran PAI adalah harus mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, yaitu harus memenuhi kebutuhan profesional (profesional needs), kebutuhan masyarakat (social needs), kebutuhan dunia kerja (industrial needs), dan kebutuhan generasi masa depan (aspek scientific vision). Sehingga, bangsa ini memiliki SDM yang terampil dan mampu berdaya saing baik lokal maupun internasional.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3553865
oai:zenodo.org:3553865
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2546881
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 64-86, (2019-01-30)
THE URGENCY OF LEARNING INNOVATION ON ISLAMIC RELIGIOUS STUDY (URGENSI INOVASI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161572
2020-01-20T16:34:39Z
user-0234271876
Asep A. Arsyul Munir
2018-01-28
<p>Fundamentalisme agama kontemporer berakar pada agenda modernisasi Barat yang gagal dan reaksionisme terhadap manifestasi modernitas yang tak diharapkan; lalu penolakannya atas nilai dan institusi keluarga sebagai struktur sosial yang dipelihara agama. [Haynes 2003]. Kebanyakan motivnya adalah fragmentasi anggapan bahwa peran Tuhan bagi banyak kalangan fundamentalis saat ini terancam dan tengah tergantikan oleh buku panduan kemajuan teknis yang menggiring pada perubahan sosio-kultural-ekonomical secara radikal.Faktor lain yang mendorong semakin massivnya perkembangan kaum fundamentalis Islam adalah; pemerintahan yang miskin, tingkat pengangguran warga yang tinggi, kegagalan arus modernisasi, implikasi buruk proyek globalisasi [westernisasi], hegemoni dan imperialisme Barat [Eropa dan Amerika], urbanisasi, industrialisasi yang terbatas dan tumbuhnya kelas warga yang kecewa [atas kinerja regime]. Singkatnya, ekspresi kebangkitan politik muslim yang termanifestasikan ke dalam gerakan fundamentalisme disinyalir memiliki dua akar historis yang berkait kelindan; pertama, bersifat lokal: sebagai respon atas konsep relasional Negara-Islam; kedua, bersifat trans-nasional: sebagai respon terhadap hegemoni dan globalisme Barat. Sebagai jalan pintasnya, maka tak sedikit komponen masyarakat muslim modern yang memilih menaiki kendaraan Islamisme dimana menginginkan perubahan total pada seluruh segmentasi publik.</p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161572
oai:zenodo.org:1161572
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161571
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 149-169, (2018-01-28)
fundamentalisme
reaksionisme
perubahan sosial
globalisme Barat
Islamisme
AGAMA, POLITIK DAN FUNDAMENTALISME
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554811
2020-01-20T17:38:39Z
user-0234271876
Nurjanah
2018-07-09
<p>Kekerasan dalam Islam dengan tegas dan jelas adalah suatu hal yang dilarang kecuali dalam hal-hal yang besifat mendidik. Namun, pemberian hukuman dalam Islam tetaplah tidak diizinkan dengan jalan kekerasan. Kekerasan adalah jalan akhir yang ditempuh sesorang dalam mendidik. Hal ini juga harus tetap sesuai dengan ketentuan Islam dan tidak melampaui batas yang dapat membuat trauma dan luka fisik pada anak. Sedangkan dalam upaya menanggulangi kekerasan terhadap anak, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kekerasan pada anak diantaranya dengan memberikan perlindungan terhadap anak dan dengan pemahaman pendidikan Islam. Materi pendidikan adalah salah satu solusi agar tidak terjadinya kekerasan yaitu orangtua mengajarkan anak menghormati, berbuat baik dan merealisasikan kasih sayangnya kepada sang anak, dengan begitu anak memberikan hak orangtua karena anak telah mendapatkan haknya yakni pendidikan dengan penuh kasih sayang, kelembutan, keikhlasan dan keridhaan dari orangtua.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554811
oai:zenodo.org:3554811
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303679
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No.2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 27-45, (2018-07-09)
Anak
Kekerasan
Pendidikan Islam
KEKERASAN PADA ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2550942
2020-01-20T13:38:08Z
user-0234271876
Anis Anjalis
Sumadi
2019-01-28
<p>Marriage can be a bridge to the happiness of every culprit, if marriage is based on voluntary, compassionate, mutual protection. But it can also be a bridge of destruction if marriage is done with mere compulsion. The coercion of parents or one of the parents of their children to marry someone whom the child does not want is including psychological violence in the household. Violations of the rights of women in choosing their husbands and mates, which we have often heard is a tyranny, deprives them of their rights, seizes their special decisions, and does not include them in determining the most important choices in their lives.</p>
<p> </p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550942
oai:zenodo.org:2550942
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550941
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 1-17, (2019-01-28)
Marriage
Domestic Violence
FORCED MARRIAGE PRACTICES IN VILLAGE CIBEUREUM CIAMIS DISTRICT (Study Analysis Of Law No. 23 Of 2004 Concerning Elimination Of Household Violence)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554805
2020-01-20T17:22:28Z
user-0234271876
U. Abdullah Mumin
2018-07-09
<p>Sekolah idealnya harus berperan aktif menterjemahkan sikap toleransi atau tasammuh dalam lingkungan pendidikannya. Sikap toleransi ini ditumbuh kembangkan melalui penyadaran akan pentingnya makna kebersamaan diatas fondasi perbedaan yang tak bisa dihindarkan. Disinilah pentingnya muatan-muatan materi pembelajaran yang berbasis kearifan toleransi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan kajian studi literatur. Dihasilkan dari penelitian ini sikap toleransi di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan humanistik di tengah-tengah beranekaragamnya perbedaan peserta didik. Pembelajaran humanistik merupakan sebuah nilai kodrati yang menjadi landasan sekaligus tujuan pendidikan. Sejatinya, pendidikan toleransi menekankan pentingnya kurikulum, kompetensi guru, pendekatan serta metode belajar yang inklusif yang berorientasi nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal, global di atas semua suku, aliran, ras, golongan, dan agama.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554805
oai:zenodo.org:3554805
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303453
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No. 2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 15-26, (2018-07-09)
Pendidikan
Toleransi
Sekolah
PENDIDIKAN TOLERANSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TELAAH MUATAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554855
2020-01-20T17:42:36Z
user-0234271876
Sholehuddin
2018-07-09
<p>Humanisasi pendidikan adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk pengembangan potensi-potensi peserta didik sebagai manusia seutuhnya, yang dilakukan secara manusiawi (memanusiakan rnanusia), sehingga peserta didik dapat berkembang baik menuju kearah kesempurnaan. Pandangan manusia dan proses humanisasi, banyak diuraikan dan diyakini selalu menjadi perhatian para pemikir dalam pelbagai bidang ilmu. Namun, meskipun ada banyak pendapat tentang humanisme, yang paling jelas, baik secara sadar ataupun tidak sadar, eksplisit maupun implisit, terarah pada keinginan yang besar untuk mengkultuskan manusia. Humanisasi pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan generasi yang cerdas nalar, cerdas emosional, dan cerdas spiritual, bukan menciptakan manusia yang kerdil, pasif, dan tidak mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. Pendidikan meniscayakan untuk lebih membentuk manusia lebih manusiawi, dan tentunya dengan mengedepankan aspek-aspek kemanusiaan, karena peserta didik adalah manusia yang harus dimanusiakan.</p>
<p>Humanization of education is the educational process aimed at the development of the potential learners as a whole human, which is done humanely (humanize rnanusia), so that learners can grow well towards the direction of perfection. Human views and the process of humanization, many described and believed to always be the attention of thinkers in various fields of science. Yet, although there are many opinions about humanism, most obviously, consciously or unconsciously, explicitly or implicitly, is directed at a great desire to cult people.Humanization of education is an attempt to prepare a generation of intelligent reasoning, intelligent emotional, and spiritual intelligent, rather than creating people who are stunted, passive, and unable to overcome the problems faced. Education necessitates to make human beings more human, and of course by putting forward the aspects of humanity, because students are human beings who must be humanized .</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554855
oai:zenodo.org:3554855
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1303858
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No. 2, July 2018(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 73-87, (2018-07-09)
Humanisasi Pendidikan
Humanization of education
HUMANISASI PENDIDIKAN; MENEGUHKAN SISI KEMANUSIAAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:3554133
2020-01-20T16:48:49Z
user-0234271876
Muchlish Huda
2019-01-30
<p>The article aims to explore the concept of Juvenile delinquency in Islamic education perspective. The teenager delinquency in Islamic education perspective is the serious and contradictive problem with educational purpose. It can become boomerang in education world. Teenager is nation expectation shoot and religion, which will determine the advantage and disadvantage of nation. Considering the importance of guidance teenager must be provided by faith inculcation, pious charity, broad knowledge, and noble character. </p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk menelusuru konsep kenakalan remaja dalam perspektif pendidikan Islam. Kenakalan remaja jika ditinjau dari kacamata pendidikan Islam merupakan sesuatu problem yang sangat serius dan kontradiktif dengan tujuan pendidikan Islam. Bahkan dapat menjadi boomerang dalam dunia pendidikan. Remaja merupakan tunas harapan bangsa dan agama, yang akan menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Mengingat sangat pentingnya pembinaan remaja ini maka pendidikan Islam selalu berupaya untuk membekali dan menanamkan nilai-nilai luhur dan remaja itu harus dibekali dengan penanaman iman, amal shaleh, ilmu pengetahuan yang luas dan akhlak budi pekerti yang baik.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.3554133
oai:zenodo.org:3554133
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550484
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 2, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 176-183, (2019-01-30)
Juvenile delinquency
Islamic education.
JUVENILE DELIQUENCY IN ISLAMIC EDUCATION PERSPECTIVE (KENAKALAN REMAJA DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2550485
2020-01-20T16:48:36Z
user-0234271876
Muchlish Huda
2019-01-27
<p>The article aims to explore the concept of Juvenile delinquency in Islamic education perspective. The teenager delinquency in Islamic education perspective is the serious and contradictive problem with educational purpose. It can become boomerang in education world. Teenager is nation expectation shoot and religion, which will determine the advantage and disadvantage of nation. Considering the importance of guidance teenager must be provided by faith inculcation, pious charity, broad knowledge, and noble character. </p>
<p>Artikel ini bertujuan untuk menelusuru konsep kenakalan remaja dalam perspektif pendidikan Islam. Kenakalan remaja jika ditinjau dari kacamata pendidikan Islam merupakan sesuatu problem yang sangat serius dan kontradiktif dengan tujuan pendidikan Islam. Bahkan dapat menjadi boomerang dalam dunia pendidikan. Remaja merupakan tunas harapan bangsa dan agama, yang akan menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Mengingat sangat pentingnya pembinaan remaja ini maka pendidikan Islam selalu berupaya untuk membekali dan menanamkan nilai-nilai luhur dan remaja itu harus dibekali dengan penanaman iman, amal shaleh, ilmu pengetahuan yang luas dan akhlak budi pekerti yang baik.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550485
oai:zenodo.org:2550485
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2550484
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 174-181, (2019-01-27)
Juvenile delinquency
Islamic education.
JUVENILE DELIQUENCY IN ISLAMIC EDUCATION PERSPECTIVE (KENAKALAN REMAJA DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:2555609
2020-01-20T16:40:16Z
user-0234271876
Lufaefi
2019-02-02
<p>The debate around Sunni and Shia, in addition to the issue of post-Rasulullah leadership, is also in the matter of Shari'a law between the two. It is not uncommon for the debate to arise in conflict at the epistemological level, even at the level of axiology. But actually, both of them have similar points that cannot be denied by each other. This article will describe Sunni-Shi'a historical sources in fiqh issues, sources used by both and what are the legal products produced through these sources. By comparing between Jurisprudence of Ja'fari (Syiah) and Hanafi (Sunni), this paper tries to find Sunni-Shia meeting points in the matter of its Shari'a.</p>
<p>Perdebatan seputar Sunni dan Syiah, selain dalam persoalan kepemimpinan pasca Rasulullah, juga dalam persoalan hukum syariat antar keduanya. Tidak jarang perdebatan tersebut memunculkan pertikaian baik dalam tataran epistemologi, bahkan pada tingkat aksiologi. Namun sebenarnya, keduanya memiliki titik-titik persamaan yang tidak bisa dinafikan satu sama lainnya. Tulisan ini akan menjabarkan sumber historis Sunni-Syiah dalam persoalan fikih, sumber-sumber yang digunakan keduanya dan apa saja produk hukum yang dihasilkan melalui sumber-sumbernya itu. Dengan membandingkan antara Fikih Ja’fari (Syiah) dan Fikih Hanafi (Sunni), tulisan ini mencoba menemukan titik temu Sunni-Syiah dalam persoalan syariatnya.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.2555609
oai:zenodo.org:2555609
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.2555608
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 3, No.1, January 2019(E-ISSN :2614-4905, P-ISSN :2614-4883), 235-246, (2019-02-02)
Ja'fari, Hanafi
Legal Resources.
HARMONISM THE JURISPRUDENCE OF JA'FARI AND HANAFI: HISTORICAL STUDY AND BOTH LEGAL SOURCES (HARMONISME FIKIH JA'FARI DAN HANAFI: KAJIAN HISTORIS DAN SUMBER-SUMBER HUKUM KEDUANYA)
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1304075
2020-01-20T17:42:40Z
user-0234271876
Asep Lukman Hamid
2018-07-03
<p>Indonesia is one of the most pluralist countries. This plurality can be seen in terms of many religions, beliefs, ethnicities, cultures and languages. This reality on the one hand is very open possibility of potential tension and social conflict. On the other hand, if being able to manage it proportionally and professionally will grow into a force capable of bringing to a more meaningful life. This paper seeks to describe the good relationship between Muslims and followers of Aliran Kepercayaan Perjalanan. In social interaction between the two occurs symbiosis mutualism without any prejudice danger. This reality is interesting to examine in order to discover the factors that become the social glue between Muslims and the followers of Aliran Kepercayaan Perjalanan and to find the political practice of their identity. Based on the field survey found that one of the factors that become social glue is because upholding the values of delay as reflected in the expression of silih asih, silih asah, and silih asuh.</p>
<p> </p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304075
oai:zenodo.org:1304075
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1304074
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, Vol. 2, No.1, July 2018, 113-130, (2018-07-03)
Politik Identitas
Agama Lokal
Aliran Kepercayaan Perjalanan.
POLITIK IDENTITAS AGAMA LOKAL; Studi tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay Bandung
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1165082
2020-01-20T16:36:39Z
user-0234271876
Ibnu Rusydi
2018-02-03
<p>al-Afkar, Journal for Islamic Studies adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media pembahasan ilmiah dan penelitian tentang studi Islam yang meliputi bidang pendidikan Islam, Hukum Islam, Ekonomi Islam, Ushuluddin, dan Dakwah Islamiyah, dan bidang interdisiplin. Terbit dua kali setiap tahun, yaitu dalam bulan Januari dan Juli. Semua artikel diajukan secara online ke Jurnal al-Afkar, http://al-afkar.com dan akan melalui penilaian Dewan Redaksi.</p>
https://doi.org/10.5281/zenodo.1165082
oai:zenodo.org:1165082
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1165081
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(Januari 2018), 1-214, (2018-02-03)
al-Afkar, journal for islamic Studies
Asosiasi Dosen DPK UIN bandung
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, vol, 1, no. 1. Edisi Lengkap
info:eu-repo/semantics/article
oai:zenodo.org:1161558
2020-01-20T16:47:59Z
user-0234271876
Raden Nurhayati
2018-01-28
<p>Pelaksanaan program penyiaran dakwah Islam sangat selayaknya dan wajib dilaksanakan dalam rangka membangun masyarakat yang mempunyai tatanan keagamaan dan membangun jiwa sosial kemasyarakatan yang baik. Program ini dilaksanakan karena pada masyarakat masih kecenderungan masih terlibat dalam tindakan “ fakhsya dan munkar “ padahal konsep awalnya program ini dilaksanakan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang marhamah.</p>
<p>Realisasi penyiaran dakwah Islam dalam mewujudkan tatanan masyarakat marhamah ditempuh melalui program pengajian rutin, penyuluhan keagamaan, dan pemberian keteladanan yang positif serta program penjagaan lingkungan keamanan dan kebersihan lingkungan. Faktor penunjang dalam merealisasikan masyarakat marhamah melalui prgram penyiaran dakwah Islam antara lain kemampuan penceramah, kesediaan penceramah untuk menyelenggarakan kegiatan meskipun tidak dibayar, animo masyarakat yang tinggi. Selain itu faktor penghambat berupa heterogenitas masyarakat, pengaruh urbanisasi dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam dialog keagamaan.</p>
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Asosiasi Dosen DPK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161558
oai:zenodo.org:1161558
ind
Zenodo
https://zenodo.org/communities/0234271876
https://doi.org/10.5281/zenodo.1161557
info:eu-repo/semantics/openAccess
Creative Commons Attribution 4.0 International
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/legalcode
al-Afkar, Journal for Islamic Studies, http://al-afkar.com, Vol. 1, No. 1(January 2018), 57-68, (2018-01-28)
Dakwah Islam
Masyarakat Marhamah
PROGRAM PENYIARAN DAKWAH ISLAM DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MARHAMAH
info:eu-repo/semantics/article